Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Nilai ekspor luar negeri Jawa Timur cenderung berfluktuatif, terutama pada tahun 2020 hingga 2021. Masih berlangsungnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok, ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19, serta adanya perang antara Rusia dan Ukraina membuat ekonomi Jawa Timur mengalami tekanan.
Hal itu terlihat pada triwulan II dan IV 2020 serta triwulan III 2021, pertumbuhan ekspor luar negeri Jawa Timur mengalami kontraksi yang cukup dalam. Kontraksi terdalam terjadi pada triwulan II 2020 yang mencapai 16,37 persen. Selain itu pada triwulan IV 2020 dan triwulan III 2021 terkontraksi masing-masing sebesar 14,65 persen dan 4,78 persen.
Angka-angka tersebut tercatat dalam Laporan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur Triwulanan menurut Pengeluaran tahun 2017-2021 yang dipublikasikan di laman resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Juli 2022.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, walaupun begitu, ekspor luar negeri Jawa Timur masih relatif tinggi. Keadaan ini didukung karena Jawa Timur memiliki pelabuhan terbesar di kawasan wilayah Indonesia bagian timur.
Beberapa komoditas ekspor Jawa Timur yang sampai saat ini masih unggul di antaranya perhiasan/permata, lemak dan minyak hewani/nabati, kayu, barang dari kayu, bahan kimia organik, serta ikan dan udang.
Pola laju pertumbuhan ekspor luar negeri Jawa Timur terlihat cenderung sama pada tahun 2017 hingga 2019, yaitu meningkat pada triwulan III setiap tahunnya. Sedangkan pada triwulan I, II, dan IV, ada kecenderungan menurun.
Namun pada tahun 2020 dan 2021, ekspor Jawa Timur polanya berbeda, akibat adanya pandemi Covid-19 dan diterapkannya kembali upaya pengetatan perdagangan sebagai antisipasi penyebaran virus Covid-19 di Jawa Timur. (KN01)