Bojonegoro (mediakorannusantara.com) – Anggota DPRD Jawa Timur, H Surawi mengimbau masyarakat agar mencari terobosan untuk memperkuat ekonomi keluarga. Sebab, kenaikan bahan pokok yang tidak terkendali menjadi salah satu faktor terjadinya resesi.
Pernyataan ini disampaikan H Surawi yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat, Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim 12 (Kabupaten Bojonegoro dan Tuban), saat melakukan Reses I Tahun 2023, di Kecamatan Kota Bojonegoro, Minggu (26/3/2023).
“(Ekonomi) sekarang ini kan sedang tidak baik-baik saja, karena keadaan, apa-apa naik. Jadi resesi ditandai kenaikan barang yang tidak terkendali, masyarakat tidak bisa memenuhi, maka daya beli masyarakat akan turun,” kata H Surawi.
Menurut dia, akibat daya beli masyarakat turun, maka hal itu otomatis dapat berimbas pada meningkatnya angka kriminalitas atau kejahatan. Oleh sebabnya, ia mengimbau masyarakat agar pandai dalam mengatur sirkulasi keuangan keluarga.
“Situasi seperti ini masyarakat harus pandai-pandai mengatur sirkulasi keuangan keluarga agar tidak sampai terputus,” jelas dia.
Bahkan, Surawi memprediksi, jika kenaikan harga bahan pokok yang terjadi sekarang, akan berlanjut hingga akhir bulan Ramadan 2023. Hal itu tentu dinilainya juga berimbas pada kenaikan inflasi.
“Oleh sebab itu, istri, perempuan, ibu rumah tangga itu paling dominan mengatur ini semua. Apalagi harus pandai-pandai, pintar-pintar mencari solusi pendapatan dari sisi lain,” tuturnya.
Solusi pendapatan dari sisi lain ini lantas dicontohkan oleh Surawi. Misalnya, ibu rumah tangga membuat produk home industri atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menambah pendapatan keluarga.
“Banyak yang bisa dikerjakan, bikin kue dijual (bisa jadi) pendapatan, (dijual lewat) online segala macam. Jadi memang inflasi kita terus berjalan,” paparnya.
Oleh sebabnya, Surawi kembali mengimbau masyarakat agar pandai-pandai dalam mencari terobosan yang halal dalam memperkuat ekonomi keluarga.
“Karena harga ini sekarang luar biasa tidak terkendali, naik terus. Bayangkan lombok (cabai) sampai Rp90 ribu (per kilogram),” tandasnya. (KN01)