Surabaya (KN) – Para peserta rekrutmen KPU Kota Batu yang sebagian besar tak lolos karena dugaan permainan rekrutmen oleh Tim Seleksi, Rabu (28/5/2014) sore mendatangi kantor KPU Jatim di Jl Tenggilis Surabaya.Kedatangan mereka untuk menyampaikan protesnya lantaran ada dugaan permainan dalam rekrutmen calon anggaota KPU tersebut. Nampaknya protes dugaan adanya permainan dalam rekrutmen calon anggota KPU di Kabupaten/Kota di Jatim semakin memanas.
Di Kota Batu, ada 42 orang yang mengikuti tes dan telah lolos tahapan administrasi. Selanjutnya, untuk masuk 20 besar, beberapa nama pun berguguran hingga menuju 10 besar. Justru yang disesalkan para peserta, ada orang yang saat melaksanakan Pileg 9 April 2014 gagal menjalankan tugasnya, justru lolos seleksi hingga masuk 10 besar. Belum lagi masalah administrasi yang tak transparan, karena dari 10 besar yang masuk, justru ada yang tak melengkapi berkas administrasinya.
Hal ini disampaikan Suwarno, salah satu peserta tes yang juga sebagai Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bumiaji, Kota Batu. Menurut Suwarno, kedatangan mereka ke KPU Jatim untuk protes masalah dugaan pelanggaran rekrutmen dan Tim Seleksi yang tak menjalankan tes itu sesuai Peraturan KPU dan perundangan yang berlaku. Mereka meminta agar rekrutmen KPU Kota Batu dianulir alias dibatalkan.
Bersama 8 orang perwakilan para peserta, Suwarno tak berhasil menemui salah satu anggota KPU Jatim. Informasinya, anggota KPU Jatim saat itu berada di Sampang, meninjau persiapan pelaksanaan Pilpres karena pada Pileg 9 April 2014, di tempat itu terjadi masalah.
“Kami tak bertemu komisioner KPU Jatim, terpaksa surat yang kami buat, kami sampaikan ke sekretariat KPU Jatim,” tegas Suwarno, dihubungi via ponselnya.
Suwarno membeberkan dugaan pelanggaran Tim Seleksi rekrutmen KPU Kota Batu. Menurut dia, mantan Ketua KPU Batu Bagyo Prasasti yang ikut seleksi itu, justru gagal masuk 10 besar. Padahal di seleksi KPU Jatim, Bagyo kabarnya menduduki ranking 7. Sementara, salah satu Petugas Pemungutan Suara (PPS) di Batu bernama Yanis, yang gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai PPS, justru masuk 10 besar seleksi anggota KPU Kota Batu.
“Ini janggal, pasti ada permainan di Tim Seleksi. Yanis bisa masuk 10 besar, tapi Bagyo yang prestasinya jelas, malah gagal, ini tak mungkin. Kami minta hasil seleksi itu dianulir dan Tim Seleksinya dibubarkan, tes itu harus diambil alih KPU Jatim,” tandas Suwarno yang merasa miris karena ramainya pemberitaan justru KPU RI tak tanggap dengan persoalan rekrutmen KPU kabupaten/kota di Jatim ini. (Jack)