Jakarta,mediakorannusantara.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, meminta setiap daerah meningkatkan program bina keluarga lansia, juga membuat program unggulan untuk lansia, terutama daerah yang angka lansianya tinggi.
“Sejumlah tantangan dalam mewujudkan lanjut usia (lansia) yang mandiri, produktif, sejahtera, dan bermartabat perlu disikapi dengan serius. Daerah diharapkan bisa meningkatkan program bina keluarga lansia,” katanya dalam Webinar bertema lanjut usia mandiri sejahtera dan bermartabat, Jumat (17/6/2022).
Disebutkan ada beberapa tantangan yang dihadapi populasi usia lanjut (aging population) di Indonesia, antara lain; usia di atas 60 tahun banyak yang tidak produktif, tingkat pendidikan masih rendah, dan menderita penyakit degeneratif seperti jantung/kardiovaskuler, juga osteoporosis.
“Jumlah lansia produktif di Indonesia hanya 20 persen, sementara pendidikannya juga masih rendah, sekitar 39 persen tidak tamat SD. Ini menjadi tantangan bersama. Apalagi pada 2045 angka lansia akan berlipat, sehingga tantangan ke depan akan tidak mudah,” ungkapnya.
Menurutnya, populasi lansia di daerah juga tidak merata. Saat ini angka lansia di Indonesia hampir 10 persen, dan pada pada 2045 diperkirakan bisa berlipat menjadi 16 persen.
Disebutkan ada beberapa provinsi yang jumlah lansianya tinggi yakni di DI Yogyakarta 15,52 persen, Jatim 14,53 persen, Jateng 14,17 persen, Sulawesi Utara 12,74 persen, Bali 12,7 persen, Sulawesi Selatan 11,2 persen, Lampung 10,22 persen, dan Jawa Barat 10,18 persen.
“Dengan jumlah yang dominan tersebut, jika lansia tidak sehat dan produktif tentu bebannya menjadi tidak lagi ringan, karena pada 2045 diperkirakan setiap 100 orang produktif yang bekerja akan menanggung 50 orang lansia,” ungkapnya.