KORAN NUSANTARA
ekbis Headline indeks Surabaya

Cegah ISPA, PDI Perjuangan usulkan tanam Kecombrang manfaatkan lahan kosong

Sutjipto Widarta saat dikunjungi dua legislator PDI Perjuangan.
Sutjipto Widarta saat dikunjungi dua legislator PDI Perjuangan.

Surabaya (mediakorannusantara.com) – Cuaca terik membuat kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) meningkat. Jumlahnya mencapai 50 persen dari seluruh pasien yang berkunjung ke Puskesmas.

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui, mengkonsumsi Kecombrang baik untuk kesehatan tubuh. Diantaranya mencegah penyakit ISPA

Sutjipto Widarta pegiat pemanfaatan Kecombrang dunia mengatakan, tanaman dengan rasa buah agak masam ini mempunyai kandungan zat untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.

“Kecombrang untuk mencegah penyakit Ispa. Juga untuk mengatasi masalah semua bentuk alergi, seperti asma, gatal sampai diare karena alergi lactosa,” jelasnya, saat menerima kunjungan Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno, dan Anggota DPRD Jatim Agatha Retnosari.

Lebih lanjut Sutjipto mengatakan, selama ini masyarakat mengenal Kecombrang sebagai bumbu dapur. Padahal Kecombrang bisa diolah menjadi berbagai bentuk makanan maupun minuman.

“Saya berinovasi membuat jus dan wine dari buah Kecombrang. Kalau wine tanpa alkohol. Jadi bisa menikmati wine bebas alkohol,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi B Anas Karno mengusulkan, budidaya Kecombrang sebagai salah satu applikasi program padat karya oleh pemkot Surabaya.

Kebutuhan Kecombrang oleh masyarakat Surabaya sekitar 5 ton sebulan. Kebutuhan ini dipenuhi oleh beberapa daerah, seperti Jawa Barat dan Bali. Sedangkan untuk pasar Asia Tenggara juga cukup besar. Sementara petani Kecombrang tidak banyak.

“Pak Sutjipto mengatakan harga Kecombrang sekilo sekitar 60 ribu. Kalau ini dipenuhi sendiri lewat program padat karya akan menjadi nilai ekonomi bagi warga Surabaya,” terang Anas Karno

Lebih lanjut legislator Fraksi PDIP Surabaya tersebut mengatakan, Kecombrang bukan jenis tanaman yang sulit untuk di budidaya.

“Ibarat lagu Koesplus tongkat kayu jadi tanaman. Jadi mudah menanamnya,” pungkasnya.

Anggota DPRD Jatim Agatha Retnosari menambahkan, upaya budidaya Kecombrang tentunya membutuhkan pendampingan dari dinas-dinas terkait.

“Selain itu juga perlu membentuk kelompok-kelompok, kemudian juga membuat produk-produk turunan Kecombrang yang mempunyai nilai ekonomi lebih,” jelasnya.

Menurut Agatha menanam Kecombrang sampai berbunga membutuhkan waktu sekitar 7 bulan.

“Bunga dan buah Kecombrang tidak mengenal musim seperti mangga atau tanaman musiman lainnya. Setiap tanaman bisa menghasilkan 20 tangkai bunga,” pungkasnya. (jack)

Related posts

Pemkot Fokus Tangani Banjir di Surabaya Barat, Kebut Pembangunan Tanggul hingga Keruk Saluran

kornus

Magelang Hentikan Sementara Aktivitas Wisata di kawasan Gunung Merapi

Pertamina Pastikan Harga Elpiji Subsidi Tiga Kilogram tidak Naik