“Kalau terjadi gangguan pasokan akibat bencana alam seperti erupsi gunung api, maka harga akan ikut terderek,” kata Kepala BPS Provinsi Sumbar Sugeng Arianto, di Padang, Rabu.24,/1
Untuk diketahui komoditas bawang merah, cabai keriting, lobak dan sayur-sayuran, selain dipasok dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota sebagiannya didatangkan dari Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Sumbar.
Namun, sejak terjadinya erupsi Gunung Marapi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) sejumlah kebutuhan sayur-sayuran naik dan terganggu. BPS setempat memperkirakan jika kondisi itu terus berlangsung, maka dapat memicu inflasi.
“Daerah-daerah penghasil komoditas tadi terdampak erupsi, sehingga stok menjadi terganggu. Sementara, di saat bersamaan kebutuhan relatif sama. Otomatis ini memberikan tekanan harga sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya inflasi,” kata dia lagi.
Menyikapi potensi terjadinya inflasi sejumlah komoditas tersebut, Sugeng mengatakan lembaga itu secara berkala terus melakukan kajian bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terkait apa saja langkah-langkah yang akan dilakukan termasuk upaya mengendalikan harga.
Ketua Lembaga Penelitian Ekonomi Regional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas Yulia Anas mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan harga dan inflasi akibat erupsi Gunung Marapi, pemerintah harus segera menyiapkan langkah antisipasi.
Langkah itu misalnya dengan menggenjot sektor pertanian di kabupaten lain untuk memproduksi cabai merah, tomat, terong, lobak dan sayur-sayuran lainnya yang selama ini dipasok dari Kabupaten Agam maupun Kabupaten Tanah Datar.
“Ini masalah bencana dan kita tidak tau kapan erupsi ini berakhir. Oleh karena itu, pasokan komoditas pangan itu harus digenjot di daerah lain,” kata dia menyarankan. ( wan/an)