Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto dalam forum Konsultasi Pedoman, Rencana Kerja dan Pemetaan Kapasitas Klaster Logistik Provinsi Jawa Timur. (Dok. BPBD Jatim).
Surabaya (mediakorannusantara.com) – Sebagai kelanjutan atas pembentukan klaster logistik di Jatim beberapa waktu lalu, BPBD Jatim bersama Siap Siaga kini mulai melakukan pemetaan potensi atas anggota yang dimiliki.
Aksi pemetaan potensi itu dilangsungkan melalui forum bertema Konsultasi Pedoman, Rencana Kerja dan Pemetaan Kapasitas Klaster Logistik Provinsi Jawa Timur yang digelar di Southern Hotel, Surabaya, Kamis (22/8/2024).
Hadir membuka acara ini, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, dengan didampingi Koordinator Program Siap Siaga Jatim Ancilla Bere, Kabid KL BPBD Jatim Satriyo Nurseno dan Kabid PK Bige Agus Wahyuono.
Kalaksa Gatot Soebroto menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas inisiatif Siap Siaga melangsungkan kegiatan ini. Baginya, kegiatan ini sangat penting mengingat potensi ancaman bencana di Jatim memang sangat beragam.
Lebih lagi, yang hadir dalam acara ini berbagai unsur penthahelix, mulai dari kalangan pemerintah, unsur relawan dan kalangan dunia usaha, baik dari BUMD, BUMN maupun dari kalangan swasta.
Dari kalangan relawan, turut hadir jajaran Forum PRB Jatim, Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (ULD-PB) Jatim dan sejumlah organisasi relawan lainnya. Kalaksa Gatot Soebroto menegaskan, penanganan bencana memang tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Tetapi butuh keterlibatan semua pihak, dengan potensi masing-masing.
Ia lalu mencontohkan kejadian Karhutla tahun lalu yang menimpa beberapa wilayah di Jatim. Lantaran, lokasi kejadian yang sulit terjangkau, akhirnya dibutuhkan transportasi yang tidak biasa untuk mengirim logistik, seperti, motor trail hingga helikopter. “Dengan pemetaan kapasitas anggota klaster yang dilakukan hari ini, semoga kita semakin siap dengan potensi ancaman bencana yang ada di Jatim,” harapnya.
Sementara, Koordinator Program Siap Siaga Jatim Ancilla Bere dalam laporannya menjelaskan, klaster logistik yang dimiliki Jatim saat ini, telah dibagi 5 bidang penanganan.
Pertama, Bidang perencanaan dan evaluasi. Kedua, Bidang enyimpanan dan pemeliharaan. Ketiga, Bidang transportasi dan distribusi. Keempat, Bidang komunikasi dan informasi. “Dan kelima, Bidang Keamanan dan Keselamatan,” ujarnya melengkapi. (KN01)