Jakarta,mediakorannusantara.com– Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah berkolaborasi memperkuat prinsip moderasi beragama.
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan kerja sama itu merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran paham radikal terorisme melalui jalur keagamaan.
“Kerja sama yang baik dengan PP Muhammadiyah sangat penting dalam rangka penguatan moderasi beragama,” ungkap Kepala BNPT dalam keterangannya di laman resmi bnpt.go.id terkait pertemuan antara BNPT dengan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Jumat (1/4/2022).
Menurut Boy Rafli, pihaknya sangat terbuka dan menerima masukan dari berbagai pihak, terutama dari tokoh-tokoh Muhammadiyah, dalam rangka mencegah paham radikal terorisme.
“Tokoh-tokoh agama Muhammadiyah bisa memberikan masukan kepada kami,” jelasnya.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendukung langkah BNPT yang menggelorakan konsep moderasi beragama dengan menggandeng seluruh institusi keagamaan.
Menurutnya, moderasi beragama adalah model yang tepat dalam menangkal narasi radikal terorisme di Indonesia yang memiliki iklim keagamaan moderat.
“Dari segi sejarah dimana agama-agama masuk ke Indonesia juga ada bermacam-macam agama dan tidak ada perang. Pendidikan moderasi itu hasilnya long term (jangka panjang). BNPT tidak berjalan sendirian dalam menguatkan moderasi beragama,” tuturnya.
Dia berpendapat, pemikiran radikal yang ingin mengganti haluan negera dengan sistem agama adalah kekeliruan yang fatal dan anak muda yang menjadi target propaganda paham tersebut harus dilindungi.
Dalam hal ini, konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan Pancasila-nya dinilai sebagai perwujudan Darul Ahdi Wa Syahadaah atau negara kesepakatan dan persaksian yang sejalan dengan Islam.
“Indonesia negara Pancasila itu sejalan dengan Islam. Hasil Ijtihad dari pemuka agama dan para ulama. Maka tidak perlu lagi mencari bentuk negara lain,” tegasnya. (wan/inf)