Surabaya (KN) – jajaran Polda Jatim terus berupaya menekan agar segera damai konflik antara pengikut Syiah dengan kelompok Suni, Minggu (26/8/2012) drngan menerjunkan 300 personil ke lokasi konflik.Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Hilman Thayib mengatakan, untuk saat ini upaya memperdamaikan kedua belah pihak terus dilakukan. Untuk itu, seluruh pimpinan di Polda Jatim pun sampai turun ke lapangan, guna mempersatukan kembali kedua kelompok dan meminta supaya keduanya bisa menahan diri dan segera menghentikan pertikaian yang ada.
“Seluruh pimpinan di Polda Jatim langsung turun ke lokasi. Selain untuk melihat langsung berapa jumlah korban jiwa dalam pertikaian itu, para pimpinan ini juga sedang berupaya untuk mempersatukan tokoh-tokoh kedua kelompok dengan dibantu para tokoh masyarakat setempat, “ ujar Kombes Pol Hilman Thayib.
Selain Polri, lanjut Hilman, upaya menenangkan pertikaian yang mengarah ke SARA ini juga melibatkan TNI. Jumlahnya hingga mencapai 300 ratus personil langsung diterjunkan ke lokasi konflik.
“TNI-Polri saat ini sedang bekerjasama untuk menjaga keamanan di lokasi konflik, supaya pertikaian yang dilakukan kelompok Syiah dan kelompok Suni ini tidak merembet ke daerah lain, atau perkampungan penduduk yang dekat dengan daerah konflik, “ tandas Hilman.
Berdasarkan pengamatan dan penyelidikan tim intelijen Polda Jatim, ungkap Hilman, pertikaian yang terjadi antara kelompok Syiah dan kelompok Suni di Sampang, Madura itu karena perseteruan keduanya yang hingga kini tak kunjung berakhir damai.
Warga sekitar, hingga kini masih belum bisa menerima kehadiran aliran keagamaan yang dianut ustad Tajul Muluk dan kelompoknya, dimana mereka menganut ajaran Syiah. Bahkan, rumah Ustad Tajul Muluk sendiri sampai dibakar dan rata dengan tanah.
“Ketika para pengikut Syiah itu baru saja melakukan halal bihalal di rumah kerabat mereka di Desa Karang Gayang, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang, Madura, kelompok ini sebenarnya hendak balik ke Bangil, Pasuruan. Ketika hendak meninggalkan Sampang inilah, kelompok Suni langsung menyerang mereka, “ terangnya.
Namun demikian, untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari pertikaian ini, Polda Jatim sudah menurunkan tim pencari fakta dan mempelajarinya. Hasilnya akan dilaporkan ke Kapolda Jatim.
Hilman mengatakan, yang bisa disampaikan saat ini adalah jumlah korban jiwa meninggal dunia akibat pertikaian di Sampang itu baru satu orang. Satu orang ini dilaporkan meninggal dunia akibat sabetan senjata tajam, sedangkan belasan orang lainnya termasuk Kapolsek Omben, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Aris, dilaporkan terluka parah karena sabetan senjata tajam.
Sekedar diketahui, Minggu (26/8/2012) sekitar pukul 11.00 Wib, telah terjadi konflik hingga memakan korban jiwa di Desa Karang Gayam Kecamatan Omben dan Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Saat itu, sejumlah pengikut kelompok Suni yang anti Syiah, langsung mencegat rombongan Syiah yang hendak pulang ke Bangil, Pasuruan usai acara halal bihalal. Saat itu sempat terjadi cekcok mulut diantara mereka dan membuat rombongan Syiah ini kembali ke Desa Karang Gayam.
Namun, hal ini makin membuat kelompok Suni tak berhenti mengikuti mereka. Bahkan, jumlah pengikut Suni lebih banyak. Sesampainya di Desa Karang Gayam, bentrok pun terjadi. Hal ini sampai membuat kedua kelompok ini harus bertarung dengan senjata tajam. Kelompok Syiah merasa tidak terima begitu mengetahui rumah sanak keluarga mereka itu ada yang dibakar oleh pengikut Sunni.
Akibat dari bentrokan ini, salah satu anggota kelompok Syiah dilaporkan meninggal dunia. Korban meninggal dunia itu bernama Hamamah (39). Korban meninggal akibat sabetan senjata tajam kelompok Suni. (red)
Foto: Lokasi konflik kelompok Syiah dan kelompok Suni di Sampang, Madura