Jakarta (MediaKoranNusantara.com) – Anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama, Bachtiar Nasir memimpin aksi demonstrasi membela Palestina di Silang Monas, Jakarta, Jumat (11/5/2018). Massa menyerukan pelaksanaan amanat Undang Undang Dasar 1945 yang dalam pembukaannya menyebutkan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
“Atas nama rakyat Indonesia kita menuntut Trump untuk tidak semena-mena, untuk memperhatikan rasa keadilan dunia, dan untuk menjaga perdamaian dunia. Atas nama rakyat Indonesia kami menjalankan amanat Undang Undang Dasar 1945 bahwa penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” kata Bachtiar Nasir.
Bachtiar menegaskan bahwa aksi massa kali ini ditujukan untuk meneruskan perjuangan para pemimpin bangsa yang pada Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung menyatakan dukungan bagi pembebasan Palestina dari penjajahan Israel.
“Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia agar bersungguh-sungguh memperjuangkan amanat Undang Undang Dasar 1945 dan meneruskan perjuangan para pemimpin di Konferensi Asia Afrika,” tegasnya.
Aksi bela Palestina ini diawali dengan salat subuh berjamaah di Masjid Istiqlal dan Silang Monas, yang dilanjutkan dengan Alquran oleh 1.000 penghapal Alquran.
Bachtiar mengatakan, para penghafal Alquran membaca Surat Al Isra dan Al Kahfi untuk memperkuat semangat perjuangan Umat Islam di Indonesia dalam membela Palestina, khusunya membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan Israel.
“Surat Al Kahfi disunnahkan untuk dibaca pada hari Jumat, sedangkan Surat Al Isra dibacakan untuk menyemangati perjuangan kita,” kata Bachtiar.
Dia menegaskan bahwa Aksi Pembebasan Baitul Maqdis yang dipekirakan diikuti oleh ratusan ribu orang itu bebas dari agenda politik apa pun.
“Tidak ada atribut partai politik dalam aksi ini. Yang ada hanyalah bendera Merah Putih dan bendera Negara Palestina,” tegas Bachtiar.
Selain menggelar aksi di Silang Monas, massa juga mendatangi Kedutaan Besar AS di Jalan Medan Merdeka Selatan, di seberang Monas, guna menyampaikan tuntutan dan kecaman terhadap rencana pembukaan kedutaan besar Amerika Serikat di Yerusalem. Aksi Bela Baitul Maqdis di Jakarta akan ditutup setelah salat Jumat di Silang Monas.
Sementara itu, Polda Metro Jaya telah menyiapkan pengamanan aksi tersebut. Total personel gabungan dari polisi dan TNI mencapai 35 ribu personel.
Pengamanan Kedubes AS juga diperketat. Personel TNI dan Polri beserta sejumlah kendaraan taktis dikerahkan mengamankan jalannya aksi itu.
Sejumlah polisi siaga dan telah menutup Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Kawat berduri dipasang mulai dari pintu masuk Jalan Medan Merdeka Selatan hingga ke arah Gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Pasukan kepolisian berbaris di depan Gedung Kedubes AS. Delapan unit kendaraan Dinas Kepolisian, delapan unit Barakuda, dua unit kendaraan Gegana, dan empat water canon juga disiagakan di lokasi.
Sementara itu, empat unit kendaraan tempur jenis Anoa dan sejumlah pasukan TNI berjaga-jaga di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Kedubes AS telah menyatakan akan tutup sementara pada hari ini. Hal ini disampaikan lewat situs resmi Kedubes AS. Mereka menyatakan akan menutup layanan paspor, notaris, dan visa kepada publik. Mereka juga akan mengurangi kegiatan dan stafnya.
Penutupan layanan sementara ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya protes atas pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem pada 14 Mei 2018.
Rencananya, perwakilan ulama akan menyerahkan surat aspirasi umat Islam ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan. Aksi ini digelar sebagai protes atas pemindahan Kedubes AS di Tel Aviv ke Yerusalem.(ara/ziz)