Banyuwangi, mediakorannusantara.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merancang program pengolahan sampah menjadi energi terbarukan di desa-desa dan destinasi wisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Program Banyuwangi Olah Sampah di Sumbernya (BOSS) diharapkan menjadi salah satu solusi untuk memecahkan berbagai persoalan sampah menjadi sumber energi terbarukan berkolaborasi dengan program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang dinaungi oleh Kementerian ESDM dan PLN, bekerja sama dengan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), dan Comestoarra.com, startup company bidang teknologi informasi penunjang pengembang energi terbarukan.
“Program ini bagus karena bisa menjadi model penanganan sampah dari hulu, utamanya di destinasi wisata dan desa-desa. Kami sangat mendukung dan menyambut baik program ini,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas saat membuka acara Safari TOSS, Seminar dan pelatihan secara virtual di Banyuwangi,” Selasa.8/9
Selain menangani masalah sampah, Menurut dia, program BOSS juga akan menyelesaikan kebutuhan listrik rakyat karena mengubah sampah menjadi sumber energi alternatif.
Kata Anas, program ini akan didorong dikerjakan di desa-desa dan kecamatan, mengingat tempat pembuangan akhir (TPA) sampah semakin penuh.”Setiap desa pasti mampu karena anggarannya tidak terlalu besar. Dan yang penting manfaatnya yang sangat besar untuk lingkungan sekitar,” ujarnya.
Bupati Anas mengatakan, sampah yang ada di destinasi wisata bisa segera diproses, sehingga mata rantai pengelolaan sampah tidak terlalu panjang dan destinasi jadi bersih, sehat dan bebas tumpukan sampah serta energinya bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.
Program ini menggunakan metode pengelolaan dan pengolahan sampah di sumbernya, lalu menjadikannya sebagai sumber energi terbarukan berupa gas dan listrik tenaga uap. Program TOSS ini terbukti sukses di berbagai tempat, seperti di Klungkung Bali, Ciliwung Jakarta, dan daerah lainnya.
Tenaga ahli bidang Supply Value Chain Management TOSS Arief Noerhidayat mengatakan, pengolahan sampah ini dilakukan dengan metode peuyeumisasi atau biodrying menggunakan bioaktivator (bakteri).
“Banyuwangi akan menjadi daerah pertama yang melakukan pengelolaan TOSS di bidang pariwisata. Ini akan jadi yang pertama. Banyuwangi mengolah sampah jadi energi alternatif langsung dari destinasi wisata,” katanya.
Seminar dan pelatihan virtual ini juga dihadiri sejumlah narasumber, di antaranya Komisaris utama Comestoarra.com Supriadi Legino, Pengembang Metode Peuyeumisasi untuk TOSS dan listrik kerakyatan Sonny Djatnika Sunda Djaja, dan ahli lingkungan I Made Brunner.
Turut bergabung dalam webinar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa, General Manajer PT PLN (Persero) UID Jawa Timur Nyoman S Astawa. (an/wan)