Surabaya (mediakorannusantara.com) – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad mengatakan, keunggulan Prabowo Subianto dalam sejumlah survei disebabkan karena kinerjanya yang moncer dalam kabinet presiden Joko Widodo.
Fakta itu membuat publik memberikan penilaian yang positif bagi Menteri Pertahanan (Menhan) di kabinet Jokowi tersebut. Bahkan, Anwar Sadad menganalogikan, kinerja Prabowo sebagai menteri pertahanan mendapat predikat A plus, dari rakyat.
“Keunggulan Prabowo di sejumlah survei disebabkan publik menilai kinerjanya di pemerintahan sangat baik, mungkin jika dinilai mendapatkan nilai A, bahkab A+,” katanya dalam siaran pers, Senin (1/5/2023).
Wakil Ketua DPRD Jatim menambahkan, kerja-kerja politik kader Gerindra dengan turun ke basis warga di kampung-kampung dan pelosok-pelosok daerah telah berhasil menanamkan nilai-nilai perjuangan politik.
Menurut dia, hasil positif dari lembaga survei itu merupakan buah dari kerja keras kader yang rajin turun ke grass root, untuk menanamkan pendewasaan dalam berdemokrasi.
“Unggulnya Pak Prabowo di sejumlah survei merupakan kabar baik bagi pendewasaan demokrasi, karena praktis penilaian terhadap figur Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak karena pencitraan, melainkan murni karena kinerja,” kata anggota DPRD Jatim dari Dapil Pasuruan itu.
“Kinerja Pak Prabowo sendiri, bukan kerjaan buzzer,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tingkat keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dalam beberapa simulasi Pilpres 2024 yang dibuat Poltracking Indonesia mengungguli dua figur potensial lain. Yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, menyampaikan hal tersebut dalam Rilis Survei Nasional yang dilakukan medio 9 hingga 15 April 2023, secara virtual, Jumat (28/4).
“Prabowo terpaut tipis dengan Ganjar, dan Anies di bawahnya (urutan ketiga). Sementara 17 nama lainnya di bawah 5 persen,” ujar Hanta.
Ia merinci, pada simulasi 20 besar, Prabowo mendapat keterpilihan hingga 28,8 persen, atau di atas Ganjar yang memperoleh 27,5 persen. Sementara, Anies mencatatkan elektabilitas 19,3 persen.
Dalam simulasi 10 besar, Prabowo juga mencatatkan keterpilihan paling tinggi. Hingga 30,1 persen, atau masih di atas Ganjar yang mendapat 28,3 persen.
“Adapun Anies 20,4 persen,” sambungnya. (KN01)