Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim hingga pusat diminta tak lengah dan berhenti memperhatikan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura. Meski telah dinyatakan zona oranye, banyak warga pulau garam yang sakit bahkan meninggal memiliki ciri-ciri Covid-19.
Hal itu disampaikan Anggota DPRD Jatim Dapil Madura, RKH Mohammad Nasih Aschal saat dikonfirmasi, Kamis (1/7/2021). Menurutnya, Status oranye yang ada di Kabupaten Bangkalan kalau hanya dilihat dari ketersediaan BOR terjadi penurunan kasus Covid-19.
“Tetapi, bahwa fakta di lapangan orang-orang yang meninggal dengan ciri-ciri Covid-19 itu terus bertambah,” terangnya.
Ra Nasih Menyebutkan bahwa kemudian diantaranya adalah orang-orang sakit dengan gejala yang mirip Covid-19 itu juga tidak sedikit. Karena di Bangkalan persoalannya adalah Covid-19 ini menjadi momok yang menakutkan. “Sehingga banyak masyarakat yang ketika sakit tidak mau memeriksakan diri ke rumah sakit atau ke dokter,” terang politisi Partai NasDem ini.
Hal itu dinilai perlu disuarakan oleh Ra Nasih yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Mohammad Cholil, Bangkalan agar penetapan status oranye ini berbanding lurus dengan apa yang dilakukan. “Ini sebagai ikhtiar dalam rangka memutus mata rantai Covid-19 yang ada di Kabupaten Bangkalan,” tegasnya.
Kemudian, lanjut dia, perhatian pemerintah harus tetap difokuskan kepada Kabupaten Bangkalan meski berstatus oranye. Pihaknya khawatir adanya penetapan zona tersebut menjadi lengah.
“Pemerintah dalam hal ini apakah kabupaten, terutama pemerintah provinsi dan pusat harus bisa terus memberikan perhatiannya kepada Kabupaten Bangkalan. Bahwa status oranye bukan berarti Bangkalan aman. Status oranye bukan berarti Bangkalan tidak ada masalah. Justru realitas yang ada di bawah kasus orang meninggal dengan ciri-ciri covid-19 setiap hari terus bertambah,” pungkasnya. (KN01)