KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Ade Raharja Mengaku Pernah Diancam Nazaruddin Setelah Kasus Suap Wisma Atlet Mencuat Ke Publik

adeJakarta (KN)  – Sepak terjang bekas Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin di Komisi Pemberantasan Korupsi perlahan-lahan mulai terkuak. Menurut pengakuan beberapa petinggi KPK, buronan interpol itu beberapa kali menebar ancaman agar penyidik KPK menghentikan penyelidikan suatu kasus.
Direktur Penindakan KPK Ade Raharja misalnya mengaku pernah diancam Nazaruddin beberapa hari setelah kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games Palembang di Kementerian Pemuda dan Olahraga mencuat ke publik. Kasus ini menyeruak tanggal 21 April 2011.
“Nazaruddin pernah SMS pada 24 april 2011. Isinya ‘Pak saya tahu kasus yang bapak SP3 di Pertamina,” kata Ade kepada wartawan di kantor KPK, Jakarta, Kamis (28/7).
Atas SMS tersebut, Ade mengaku tidak membalas dan tidak menanggapinya. Meskipun, dia tetap menyimpannya sebagai barang bukti. “Saya anggap mungkin mengancam,” katanya.
Kemudian pada tanggal 30 April, Ade Raharja mengaku kembali mendapat SMS dari Nazaruddin. Isinya ‘Pak mau saya antar kemana CD percakapan?’. Perwira tinggi Polri berpangkat Irjen Pol ini mengaku bingung mengenai maksud SMS tersebut.
Sebelumnya Ade juga menyatakan pernah bertemu dua kali dengan Nazaruddin. Pertama, saat rapat dengar pendapat KPK dengan Komisi III DPR, dimana Nazaruddin mengutarakan niatnya untuk silaturahmi. Oleh Ade, permintaan Nazar itu disampaikan kepada Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah.
“Kata Pak Chandra deket kantor saja ketemuan lalu ketemuan di restoran Jepang (di Apartemen Casablanca Jakarta Selatan). Dia (Nazaruddin) menyinggung penyidikan Syafii Ahmad, mantan Sekjen Depkes. Saya bilang tidak bisa, itu dalam proses hukum tak bisa diintervensi. Kasus ini jalan ke pengadilan dan diputus,” kata Ade.
Adapun pertemuan kedua terjadi setelah acara halal bihalal lebaran. Dalam pertemuan itu, Nazaruddin mengeluhkan perilaku penyidik KPK Afrizal yang menurutnya kurang ajar. Namun, Ade meminta Nazaruddin membuat laporan tertulis dan sesudahnya meminta penyidik KPK agar tak terpengaruh oleh Nazaruddin.
Sebelumnya Nazaruddin menyebut dirinya pernah bertemu Ade Raharja dan Johan Budi SP pada Januari 2010. Ade kembali bertemu dengannya pada Juni 2010. Pada pertemuan kedua tersebut Ade ditemani penyidik KPK Roni Samtana. (red)

Foto : Ade Raharja

Related posts

Iriana Jokowi dan Mufidah Kalla Sosialisasi Pengasuhan Anak di Solo dan Yogyakarta

redaksi

BPH Migas: Kuota solar subsidi 2024 capai 19 juta KL antisipasi Pemilu

Lemhannas: 90 persen Masyarakat Berpotensi Sebar Hoax

kornus