KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Talk Show bersama Komisi C, Kepala DPMPTSP Jatim Aris Mukiyono Sebut Jawa Timur Masih Menjadi ‘Surga’ Investasi

Wakil Ketua dan anggota Komisi C DPRD Jatim saat Talk Show bersama Kepala Dinas Penananaman Modal Jawa Timur Aris Mukiyono di Hotel Taman Dayu Pasuruan, Selasa (15/2/2022) sore.

Pasuruan (MediaKoranNusantara.com)  Dalam tiga tahun terakhir, iklim investasi di Provinsi Jawa Timur tercatat tumbuh positif. Sementara sektor utama yang paling diminati oleh Penanaman Modal Asing (PMA) adalah investasi di bidang makanan dan minuman.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur, Aris Mukiyono dalam sebuah acara talk show bersama Komisi C DPRD Jawa Timur di Hotel Taman Dayu Pasuruan, Selasa (15/2/2022) sore.

“Dari pertumbuhan yang diminati oleh pengusaha asing, tentu ini memberikan satu optimisme bagi kita bahwa Jawa Timur masih menjadi surga investasi,” kata Aris di sela acara talkshow.

Ari menjelaskan, ketika tahun 2019, realisasi investasi di Jawa Timur mencapai sekitar 58 persen, dengan PMA Rp13 triliun atau kurang lebih 22 persen. Kemudian tahun 2020, realisasi investasi di Jawa Timur naik menjadi 78,3 persen, dengan PMA sekitar 28 persen.

“Pada tahun 2021, Alhamdulillah tetap tumbuh. Jadi kita tembus Rp79,5 triliun, sementara persentase PMA itu adalah 33 persen,” ungkap dia.

Hasil capaian realisasi Jawa Timur ini terdiri dari beberapa sektor. Aris mengatakan, bahwa data DPMPTSP Jawa Timur mencatat, selama tiga tahun terakhir, makanan dan minuman menduduki peringkat pertama sektor yang paling diminati PMA.

“Mungkin ini sangat lumrah ketika dua tahun yang lalu kita dihempas pandemi, maka orang butuh makan, orang butuh meningkatkan minum,” tambahnya.

Kemudian pada sektor kedua yang diminati para investor adalah bidang farmasi dan obat-obatan. Menurut Aris, sektor tersebut tentu sangat inheren atau berhubungan erat karena dalam situasi pandemi.

“Berikutnya adalah terkait dengan logistik dan konstruksi. Logistik masih diminati karena ada hubungannya dengan makanan dan minuman,” jelasnya.

Selain itu, Ari menyebut, para pengusaha baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun PMA, juga tertarik pada sektor yang berkaitan dengan permukiman. Bahkan, masih banyak fakor-faktor lain di bidang agro yang diminati investor.

“Saya pikir itu adalah gambaran sekilas bahwa sektor-sektor strategis yang notabene nya Jatim itu adalah dominasi hampir 50 persen bisa mensupport ekonomi nasional terhadap komoditas pangan,” papar dia.

Aris mengungkapkan sejumlah strategi yang dilakukan untuk menarik minat investor agar mau berinvestasi di Jawa Timur. Pertama adalah melihat apa saja potensi investasi di Jawa Timur yang terdiri dari 38 kabupaten/kota.

“Saya berkolaboratif dengan teman-teman kabupaten/kota. Ketika kita mau menjual sesuatu, maka harus siap dulu. Jangan hanya menjual potensi, tidak bisa itu dijual kepada investor. Maka investor harus jelas,” terangnya.

Karenanya, pihaknya memberikan pendampingan dalam menyusun Investment Project Ready to Offer (IPRO) kepada calon investor. Dengan demikian, maka project atau investasi yang ditawarkan kepada PMA maupun PMDN sudah siap dan didukung pula dengan perhitungan finansial ekonomi.

“Sehingga, ketika itu kita tawarkan, maka banyak antusiasme investor, baik PMA maupun PMDN,” tegas Aris.

Untuk strategi berikutnya adalah melalui dukungan pemerintah. Aris memastikan bahwa pihaknya akan mempermudah dan memberi dukungan dari hulu sampai hilir kepada setiap investor yang akan menanamkan modalnya di Jawa Timur.

“Dari hulu sampai hilir kita siap dampingi. Jadi, jangan investor itu ketika mau masuk malah dipersulit,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Aris, sarana prasarana di Jawa Timur sendiri juga sangat mendukung para investor. “Kita tahu bahwa Jawa Timur, sarana prasarananya sangat mendukung. Bahkan ada Tol Jawa yang sudah dikenal para investor untuk saling terconnected (terkoneksi) antar wilayah,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Dr Kuswanto memandang, bahwa tingginya investasi di Jawa Timur tentu disebabkan karena beberapa faktor pendukung. Pertama, karena jumlah penduduk atau nilai konsumsi di Jawa Timur itu mencapai 40 juta lebih.

“Dari seluruh (penduduk) Indonesia, jumlah penduduk (Jawa Timur), sudah sekitar 40 juta. Provinsi kedua (terbanyak) setelah Jawa Barat,” kata Dr Kuswanto.

Selain jumlah penduduk, kata dia, iklim politik yang kondusif, juga menjadi salah satu faktor utama penyebab tingginya investasi di Jawa Timur. Begitu pula dengan situasi kriminal dan keamanan yang terjaga.

“Kemudian daya saing masyarakat di Jawa Timur itu cukup diandalkan. Karena Jawa Timur ini memulihkan suasana atau situasi yang terpengaruh karena pandemi menimpa kurang lebih dua tahun,” jelas Politisi Partai Demokrat tersebut.

Bahkan, Kuswanto memastikan, meski saat ini masih dalam situasi pandemi, geliat perekonomian masyarakat di Jawa Timur sudah mulai bangkit dan meningkat.

“Saya turun ke lapangan itu sekarang (perekonomian) sudah mulai menggeliat. Suasananya sudah mulai bangkit, berjuang kembali meraih kebutuhan ekonomi dari masing-masing orang,” tandasnya.

Anggota Komisi C lainya, Lilik Hendarwati berharap investasi di Jatim yang terpenting harus berdampak pada kesejahteraa masyarakat Jawa Timut. “Investasi apapu, baik investasi dari luar negeri maupun dari dari dalam negeri sendiri yang terpenting adalah berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (KN01)

Related posts

Antisipasi Gangguan Kamtibmas, Pemkot Surabaya bersama Forkopimda Gelar Deklarasi Damai 2024

kornus

Tak Hanya Jalur Reguler, SNMPTN 2021 Siswa Asal Jatim Terbanya Diterima di PTN

kornus

Polda Jatim Berangkatkan Personil Gabungan ke Papua Barat

kornus