KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Klaster Keluarga Mendominasi Penuluaran Kausus Covid-19, Ini Catatan Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim Aghata Retnosari

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Munculnya Klaster keluarga yang saat ini menjadi klaster yang banyak menyumbang positif rate Covid-19, khususnya di Jatim. Anggota DPRD Jatim Agatha Retnosari memberikan beberapa catatan yang bisa digunakan untuk memutus rantai penularan Covid-19 khususnya klaster keluarga.

Anggota DPRD jatim dari Dapil Jatim I (Kota Surabaya) ini, mengajak dengan penggunaan double masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak sebisa mungkin, konsumsi vitamin dan makanan bergizi. Tidak kalah penting disertai hati ikhlas dan suka cita saat merawat anggota keluarga yang terpapar guna tetap menjaga dan meningkatkan imunitas diri.

“Mungkin pengalaman setiap keluarga berbeda dan unik. Namun ada 3 pengalaman mendasar dari 2 orang kawan SMP saya yang merawat anggota keluarganya isoman di rumah. Dan satu lagi pengalaman mencegah penularan akibat masih ada anggota keluarga yang tidak bisa WFH karena bekerja di sektor essensial,” ujarnya, Jumat (16/7/2021).

Anggota Komisi B DPRD jatim ini menceritakan pengalaman pertama dari Ibu Watik yang menuliskan. “Saya punya pengalaman pribadi, yaitu saya punya mas yang positif covid 19 dan Rumah sakit penuh. Padahal kakak kandung saya punya sesak napas dan belum nikah juga. Ya udah gak ada yang merawat akhirnya saya memberanikan untuk merawat dengan menyewa orang lain untuk dibayar mungkin tidak mau apalagi minta tolong tetangga pasti tidak mau juga. Akhirnya tak bawa ke rumah aku kemudian anak – anak aku beritahu, pakai masker double untuk merawat pak denya (kakak aku – red) ada yang menyuapin makan, serta minum obat, kemudian ada yang beli oksigen. Dan alhamdulillah keluarga menerima, dan sekarang keluarga sehat. Kemudian besoknya dapat Rumah sakit islam dan dirawat delapan hari. Serta akhirnya kakak pulang karena hasilnya negatif dan sembuh,”cerita Agatha.

Pengalaman Kedua yaitu “Saya tertular dari bapak aku waktu mengantarkan makanan ke kamarnya. Tapi saya tidak pakai masker karena terburu – buru dan juga bapak aku tidak pakai masker,”ucapnya.

Pengalaman ketiga, laporan dari Firman yang mempunyai istri menjadi tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit yang melayani pasien Covid-19. Agatha menuturkan bahwa saat mereka di rumah, semua anggota kelurga mengenakan masker untuk mencegah penularan saat berada di ruang publik rumah karena di rumah ada anak-anak usia sekolah (di bawah 17 tahun) dan orang tua mereka (di atas 60 tahun). “Sampi saat ini kondisi mereka semua sehat walafiat,” ucapnya.

Belajar dari tiga pengalaman berbeda, Agatha yang juga wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini menyimpulkan bahwa paling aman entah Covid-19 atau flu biasa. Prinsipnya jika ada yang sakit, lebih baik semua anggota kelurga pakai masker baik yang sakit maupun tidak. “Apalagi di tengah kondisi lonjakan kasus yang tinggi. Pengalaman Pak Firman yang di rumah mengenakan masker sangat masuk akal. Karena bisa jadi beliau dan istri adalah OTG,” ujarnya.

“Jadi bagi anggota keluarga yang masih sering keluar rumah karena memang harus bekerja lebih baik mengenakan masker jika berada di satu ruangan dengan anggota keluarga lainnya seperti di ruang keluarga atau dapur. Intinya jika harus dalam satu ruangan bersama. Hal ini dilakukan demi mencegah penularan yang sedang tinggi-tingginya,” sambungnya.

Disamping tentu, kata Agatha, tetap mejalanakan protokol kesehatan ketat lainnya seperti rajin mencuci tangan, menjaga asupan makanan, dan tak kalah penting, rajin membersihkan lingkungan rumah termasuk mengepel lantai dengan obat pel, membuka jendela rumah agar sirkulasi udara berganti, dan sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah. Sehingga higienitas rumah tetap terjaga.

“Mari kita tingkatkan higienitas diri dan lingkungan rumah masing-masing untuk memutus rantai penularan Covid-19. Semakin cepat kita keluar dari krisis pandemi semakin cepat kita bisa memperbaiki ekonomi kita kembali,” beber Agata.

Karena tanpa ada penurunan kasus Covid-19, sambung dia, mustahil ekonomi bisa berjalan dengan baik. Karena saat ini kluster keluarga menjadi kluster penularan yang signifikan dan lebih sulit diputus.

“Karena dalam budaya Indonesia tidak mungkin ada anggota keluarga yang sakit terus anggota keluarga yang lain diam saja. Kita gak perlu mengubah budaya kita ini hanya perlu merubah tata laksananya saja demi memutus mata rantai penularan. Terutama jika ada yang OTG,” pungkasnya. (KN01)

Foto : Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Agatha Retnosari.

Related posts

Sekretaris BAIS TNI Ajak Warga Jatim Ikuti Vaksinasi dan Tolak Hoaks

kornus

KPK Geledah sejumlah Kantor Dinas Pemprov Jatim di Surabaya

Pemprov Jatim Dapat Penghargaan Keterbukaan Informasi dari KI Pusat

kornus