Kediri, mediakorannusantara.com – Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan Sekolah Perempuan sebagai sarana edukasi, terutama kepada remaja putri tentang hak-hak perempuan.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengemukakan tentang latar belakang digagasnya Sekolah Perempuan di Kota Kediri.
“Ide untuk mengadakan Sekolah Perempuan ini berawal dari kegelisahan saya ketika melihat banyak sekali terjadi kekerasan terhadap perempuan. Sekolah ini berharap mampu berikan bekal pengetahuan kepada remaja putri Kota Kediri,” kata Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Rabu.25/11
Menurut Bunda Fey, sapaan akrabnya, perempuan memang sosok yang menjadi lemah bila tidak sadar tentang hak-hak perempuan yang sebetulnya sudah dijamin oleh negara.
Tim Penggerak PKK, kata dia, merasa perlu untuk bersama-sama belajar tentang hak-hak perempuan, pengetahuan reproduksi, hingga wirausaha sehingga memberi wawasan kepada para remaja Kota Kediri.
Selain itu, kata Ferry Silviana Abu Bakar, juga untuk memahami hak-haknya sebagai perempuan juga mampu mandiri secara ekonomi.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memberikan dukungan penuh pada sekolah virutual. Acara tersebut tentunya berkualitas dan bermanfaat. Ia hadir dalam acara seminar luring dalam sekolah perempuan.
“Visi Kota Kediri tahun 2020-2024 adalah Kota Kediri Unggul dan Makmur dalam Harmoni. Dalam visi itu, di dalamnya terdapat 10 program unggulan. Salah satu program yaitu memberikan pendidikan gratis dan berkualitas,” katanya.
“Di Kota Kediri pendidikan itu tidak hanya formal saja, tapi informal juga ada. Beberapa program sudah kita jalankan ada English Massive, yang akan berjalan ada Quran Massive dan kali ini ada sekolah perempuan bekal tantangan hidup di masa depan nanti (Selimut Hati),” tambahnya.
Untuk memotivasi para peserta, Wali Kota Kediri juga menceritakan kisah sukses para tokoh perempuan Indonesia.
“Banyak cerita sukses tentang perempuan seperti Ibu RA Kartini, Rasuna Said, Martha Christina Tiahahu dan dulu Wakil Wali Kota Kediri juga perempuan yaitu almarhumah Ibu Lilik Muhibbah. Ini menandakan bahwa perempuan dan laki-laki punya derajat dan hak yang sama. Tapi perempuan itu juga tidak melupakan kewajibannya. Artinya perempuan itu multitasking dan sangat hebat sekali,” katanya.
Lebih lanjut, Wali Kota Kediri berharap TP PKK Kota Kediri terus menjadi garda terdepan yang mengedukasi perempuan-perempuan yang ada di Kota Kediri sehingga mereka memiliki bekal pengetahuan dan benar-benar berdaya.
“Saya pribadi sangat menaruh harapan pada generasi muda kreatif Kota Kediri, sebab di tangan merekalah masa depan kota kita ini akan dimajukan, khususnya untuk kaum perempuan,” kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Sekolah perempuan itu digelar secara daring. Acara bertajuk “Selimut Hati”, akronim dari sekolah perempuan bekal tantangan hidup di masa depan nanti diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Kota Kediri bekerjasama dengan DP3AP2KB Kota Kediri.
Acara yang berlangsung dari tanggal 25-26 November 2020 secara daring dan menghadirkan empat narasumber yaitu Dewi Julianti S.H. (Staf Humas dan Media Rifka Annisa), Nilam Sari (pendiri dan pemilik kebab Baba Rafi), dr. Boyke Dian Nugraha (ginekolog dan seksolog) serta Vera Itabiliana (psikolog).
Acara itu diikuti perempuan di Kota Kediri. Setiap kelurahan menghadirkan 20 orang remaja putri usia 15-18 tahun untuk bersama-sama mengikuti sekolah daring dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Dewi Julianti membawakan materi tentang membangun kesadaran perempuan, Nilam Sari membicarakan tentang wirausaha untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, dr. Boyke menyampaikan tentang pentingnya kesehatan reproduksi, dan Vera Itabiliana tentang pengendalian emosi hingga tak mudah depresi.(wan/an)