KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Kunjungi Posyandu Pecatu Bali, Wapres Ma’ruf Amin Targetkan Angka Stunting Turun 7%

Bali (MediaKoranNusantara.com) – Setelah membuka konferensi IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) 2019 and 2020 Price Outlook di Nusa Dua Bali, Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin melanjutkan kunjungannya ke Desa Pecatu. Di sini, dia berserta istri, Wury Ma’ruf Amin melakukan peninjauan penggunaan dana desa hinga upaya pencegahan stunting, Kamis (31/10/2019).

Dalam kunjungannya, Ma’ruf juga didampingi oleh Menteri Desa dan PDTT (Pembangunan Desa Tertinggal) Abdul Halim Iskandar dan Menteri Kesehatan dr Terawan. Mereka tiba di desa Pecatu sekitar pukul 10.30 WITA.

Rombongan pertama kali mengunjungi Lapangan Balai Desa Pecatu. Di sini, Wapres memantau kegiatan ekonomi kerakyatan yang sumbernya juga berasal dari dana desa.

“Saya lihat tentang bagaimana pembangunan, dana desa digunakan secara efektif seperti untuk pembuatan pupuk, pengelolaan limbah. Ada lapangan bola, penanaman sayur hidroponik. Kemudian hasilnya dibawa ke restoran, ada yang diolah jadi produk bumbu,” ujarnya.

Setelah itu, rombongan mengunjungi Posyandu Pecatu. Di tempat ini, Ma’ruf meninjau kegiatan upaya penanganan stunting.

Orang nomor 2 di RI itu, berbincang mulai dari lansia, ibu hamil, remaja hingga balita. Posyandu ini melakukan penanganan pencegahan stunting secara menyeluruh.

“Ini lagi senam ya,” tanya Ma’ruf kepada ibu-ibu hamil.

Ma’ruf merasa terkejut dengan apa yang dilakukan posyandu ini. Upaya pengurangan stunting dilakukan melalui pencegahan bahkan sejak dari remaja.

“Saya melihat upaya pencegahan stunting dilakukan sistematis. Karena stunting bukan hanya harus diantisipasi sejak ibu hamil, tapi juga melalui pemahaman tentang stunting saat remaja. Pra nikah, sebelum nikah sudah diberikan pemahaman. Itu langkah yang harus dikembangkan,” ujarnya.

Upaya itupun berhasil. Menurut informasi yang didapat Ma’ruf, angka stunting di desa ini hanya 16%. Padahal angka stunting secara nasional mencapai 27%.

“Standar internasional itu 20%. Di sini di bawah internasional dan jauh di bawah nasional,” tuturnya.

Wapres Ma’ruf Amin menargetkan angka prevalensi anak dengan pertumbuhan kerdil alias stunting di Indonesia dapat turun hingga tujuh persen untuk mencapai 20 persen atau setara dengan ambang batas yang ditetapkan WHO.

“Kita ingin yang sekarang 27 persen itu, kita turunkan menjadi 20 persen, sesuai dengan standar internasional. Jadi kita harus menurunkan tujuh persen,” kata dia.

Menurut dia, upaya-upaya yang dilakukan selama ini sudah cukup efektif untuk menurunkan angka anak kerdil di Indonesia, meskipun belum mencapai target ambang batas WHO.

Untuk itu, dia mengatakan program pencegahan anak dengan pertumbuhan kerdil akan terus dilakukan sambil mencari inovasi baru, serta meningkatkan upaya pencegahan.

“Jadi bagaimana menangani stunting mulai dari remajanya, pranikah sampai nikah, waktu hamil; bahkan ketika diketahui stunting, masa usia awal, itu sudah dilakukan intervensi untuk menurunkan stunting, kalau bisa stunting-nya dieliminasi,” katanya.(dtc/ara/ziz)

Related posts

Jokowi ke Aceh luncurkan program penyelesaian Non-Yudisial HAM Berat

Dewan Pers Keluarkan Pedoman pemberitaan untuk Cegah Politik Identitas

Minyak Mentah Pertamina Tumpah Cemari Pantai Sedari Karawang

redaksi