Surabaya (KN) – Dua calon Wakil Walikota (Wawali) Surabaya dari PDIP, Wishsnu Sakti Buana (WS) dan Syaifudin Zuhri, akhirnya kemarin menyerahkan persyaratan terkhir yang diminta panitia pemilihan (Panlih). Hal itu seperti disampaikan salah satu calon Wawali Whisnu Sakti Buana, Kamis (24/10/2013). “Alhamdulillah sudah selesai. Barusan kita sudah serahkan ke sekretaris dewan (Sekwan),” kata Whisnu Sakti.
Whisnu menyatakan, sesuia dengan prosedur yang ada setelah berkas diterima Sekwan kemudian akan diberikan kepada Ketua DPRD Surabaya. Setelah itu, pimpinan dewan akan mengagendakan rapat badan musyawarah (Banmus) untuk penjadwalan rapat paripurna istimewa.
Oleh karena itu, dengan telah terpenuhinya seluruh persyaratan yang diminita panitia pemilihan, ia berharap hari ini (jumat) panlih sudah mengadakan rapat untuk membahas persyaratan yang telah diserahakn calon Wakil Walikota.
“Semua sudah komplit semua. Kalau besa panlih bisa rapat dan tuntas semua, saya percaya pemilihan wakil walikota tidak akan sampai pada tanggal 15 Nopember. Besok masih ada waktu, moga saja panlih langsung mengagendakan rapat,” harap politisi PDIP ini.
Apalagi, berdasarkan agenda kegiatan yang ia ketahui mulai pekan depan kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan sejumlah anggota legislatif ke luar negeri juga sudah tidak ada. Begitu juga dengan reses, rencananya kegiatan tersebut baru akan dilakukan setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya, disahkan.
Menanggapi permintaan Whisnu Sakti Buana agar pemilihan Wawali segera dilangsungkan sebeleum tanggal 15 Nopember, Sekretaris Panlih Sudirjo menyatakan permintaan tersebut sulit dikabulkan. Sebab hingga saat ini, pihaknya belum menerima berkas Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dikeluarkan Komisi pemberantasan korupsi (KPK), yang diserahkan Cawawali. “Sekarang saya belum terima, mungkin saja besok,” ujar Sudirjo.
Selain belum menerima berkas yang diserahkan para Cawawali, Sudirjo menyebutkan mulai pekan depan anggota dewan akan disibukan dalam pembahasan RAPBD Kota Surabaya 2014. Menurutnya, pembahasan itu cukup penting karena menyangkut hajat hidup seluruh warga Surabaya.
Sebab belajar pada pengalaman tahun sebelumnya, akibat terlambatnya pengesahan APBD Kota Surabaya, ternyata memiliki efek yang luar biasa terhadap penyerapan anggaran dalam satu tahun. “Pembahasan APBD ini harus didahulukan. Kalau untuk pemilihan Wakil Walikota Surabaya, kan satu hari sudah cukup,” tegasnya.
Terpisah, anggiota panitia khusus (pansus) pemilihan Waki Walikota Simon Lekatompessy menyesalkan lambatnya kinerja Panlih. Menurutnya, jika panitia pemilihan memiliki komitmen ia optimis pemilihan wawali sudah selesai sejak kemarin. “Saya itu heran, kenapa kok bisa lambat begitu kerjanya panlih,” kritik Simon.
Simon menegaskan, selain pembasahan RAPBD pemilihan Wakil Walikota Surabaya, seharusnya juga mendapat perhatian lebih dari seluruh anggota dewan. Mengingat posisi tersebut, cukup strategis dalam struktur pemerintahan.
“Ketika bu Wali tdak ada seperti sekarang, harusnya yang menggantikan adalah wakilnya. Berbicara posisi Wawali tidak hanya masalah jabatan tapi juga kemaslahatan warga Surabaya,” kata Simon. (anto)
Foto : Wishnu Sakti Buana