KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Tingkatkan Kesejahteraan, Gus Ipul Dorong Pemberdayaan Nelayan

Wagub-jatim- Saifullah Yusuf- bersama -Dubes -Canada- HE. Peter Mac ArthurSurabaya (KN) – Faktor iklim dan cuaca sangat mempengaruhi hasil tangkapan ikan oleh nelayan. Terlebih akhir-akhir ini, musim dimana angin sangat kencang dan ombak yang tinggi membuat para nelayan tidak berani melaut.Faktor iklim juga mempengarui kesejahteraan nelayan semakin menurun. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memberdayakan kaum nelayan melalui beberapa program yang telah disusun. Tujuannya sudah jelas, yakni meningkatkan kesejahteraan kaum nelayan.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat mendampingi Duta Besar Canada untuk Indonesia, H. E Peter MacArthur dalam Dialog Publik bertema Membangun Ketangguhan Nelayan Menghadapi Dampak Perubahan Iklim di Kantor Kelurahan Kedung Cowek di Kecamatan Bulak Kota Surabaya Jumat (10/2/2017).

Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Gubernur Jatim ini, beberapa program yang bisa dilakukan seperti pelatihan bagi nelayan dalam menghadapi cuaca buruk, pelatihan pengolahan hasil tangkapan ikan, serta program kebersihan lingkungan. Selain itu, dikembangkan pula Koperasi Nelayan yang dapat menampung hasil tangkapan nelayan dan memasarkannya.

Lebih lanjut menurutnya, selama ini nelayan menjual semua hasil tangkapannya dalam bentuk mentah atau belum diolah. Tak jarang, setelah dijual mereka membeli kembali ikan tersebut di pasar-pasar tradisional. Untuk itu, ia mendorong nelayan untuk tak menjual mentah hasil tangkapnya, melainkan diolah menjadi produk dengan nilai tambah. Misal kerupuk, abon dan nugget. “Hasil mentah ini biasanya harga jualnya rendah, beda bila sudah diolah menjadi produk seperti krupuk sehingga punya nilai jual,” katanya.

Masalah lain adalah soal limbah kulit kerang, dimana sehari bisa sampai tiga truk. Untuk itu, ia mengajak Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Prov. Jatim untuk mengatasinya. Diskanla akan memberi bantuan berupa alat penghancur kerang. “Limbah atau kulit kerang yang dihancurkan ini bisa jadi salah satu bahan bangunan, jadi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin,” kata Gus Ipul.

Gus Ipul mengapresiasi program yang telah dijalankan oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) bekerjasama dengan Pemerintah Canada untuk memberdayakan masyarakat pesisir termasuk nelayan. Seperti pelatihan mengolah produk ikan dan kebersihan lingkungan. “Saya berharap ini bisa jadi contoh. Bila berhasil program ini bisa diduplikasi,” ujarnya.

Sementara itu, Dubes Kanada untuk Indonesia, H.E. Peter MacArthur mengatakan, Kanada memberikan suport pada Walhi untuk mengatasi masalah iklim. Diantaranya memberikan pelatihan akibat dampak iklim dan memberikan fasilitasi bagi nelayan. Ini merupakan program prioritas dalam menghadapi perubahan iklim dan pemberdayaan wanita di wilayah pesisir.

Sejak 2016, WALHI Jatim bekerjasama dengan Kedubes Kanada memfasilitasi penguatan ketangguhan nelayan dalam menghadapi perubahan iklim di wilayah pesisir Kedung Cowek Surabaya (SERFAC). Selain melakukan asesmen resiko dampak perubahan iklim bagi nelayan di wilayah Kedung Cowek, WALHI Jatim juga melakukan serangkaian pelatihan seperti pengurangan resiko bencana, pelatihan alternatif ekonomi, serta penguatan koperasi nelayan. Usai dialog, Wagub serta rombongan Dubes Canada melakukan kunjungan lapangan ke wilayah pesisir Cupat-Nambangan. (hms/dewi)                        

Related posts

Terima Rekomendasi LKPJ TA 2022, Gubernur Khofifah Sebut Kesamaan Semangat DPRD dan Pemprov Guna Wujudkan Percepatan Pembangunan Jatim

kornus

Jam Kerja ASN Jatim Berubah Selama Bulan Ramadhan 1439 H

kornus

Bakomstra DPD Demokrat Jatim Target 10 % Perolehan Suara Pada Pemilu 2024

kornus