Surabaya (KN) – Proses pergantian jabatan wakil walikota (wawali) Surabaya yang berlarut-larut dan tidak ada kejelasan, bahkan sejumlah fraksi belum mengirim wakilnya untuk panitia pemilihan (panlih) wawali, membuat DPD Partai Golkar Surabaya jadi bertanya-tanya. Karena itu, Jum’at (30/8/2013) malam pukul 19.00 WIB, mereka akan memanggil anggota Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPRD Surabaya di kantor DPD Partai Golkar Surabaya.
Menurut Wakil Ketua Bidang Humas DPD Partai Golkar Surabaya, Amin Istighfarin, S. Sos, tujuan pemanggilan anggota F-PG itu pada intinya adalah DPD ingin mendengar perkembangan terkini seputar pemilihan wawali Surabaya, dimana Ketua DPC PDIP Surabaya Wisnu Sakti Buana (WS) yang juga wakil ketua DPRD Surabaya ini menjadi kandidat kuat menggantikan posisi Bambang DH.
“Ya, kami minta anggota F-PG hadir semua. Ini penting sekali. Karena kami ingin mendengar perkembangan pemilihan wawali itu seperti apa saat ini. Kenapa kok bisa sampai berlarut-larut begini,”ungkap Amin, seraya menyadari jika posisi wawali itu adalah hak dari F-PDIP .
Kenapa DPD menganggap pertemuan ini penting? Diakui Amin, supaya partai tahu perkembangan yang terjadi. Apalagi, fraksi itu adalah kepanjangan tangan partai di dewan. Bagi DPD, lanjut dia, pertemuan seperti ini adalah agenda rutin yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Apalagi, partai juga sudah lama tak ketemu dengan fraksi di dewan.
“Makanya, kami ingin tahu proses pemilihan wawali sejauh ini perkembangannya seperti apa. Sebab kelihatannya tak ada yang serius,”imbuhnya.
Bagaimana jika ada anggota yang tidak hadir? Dengan tegas Amin menyatakan, jika partai akan mengambil sikap tegas. “Jadi, semua harus hadir, termasuk ketua ( Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, Ir Adies Kadir),”tandasnya.
Seperti diketahui, anggota F-PG di DPRD Surabaya ada 5 orang, yakni Ir Adies Kadir, Blegur Prijanggono, Agus Sudarsono, Erick R Tahalele, Eddie Budi Prabowo.
Sementara itu, salah satu sumber di internal dewan mengatakan, jika WS ingin mulus menduduki kursi wawali, seharusnya komunikasi dan merangkul semua fraksi yang ada di DPRD Surabaya. Lha selama ini, Fraksi PDIP hanya merangkul Fraksi Partai Demokrat (F-PD) dan Fraksi Partai Damai Sejahtera (F-PDS). “ F-PDIP tidak berupaya keras merangkul semua fraksi. Kalau hanya 3 fraksi, termasuk dengan F-PDIP sulit,” ungkapnya
Sebelumnya, anggota FKB Masduki Toha mengatakan, seharusnya WS dan F-PDIP sigap dan bertindak cepat untuk melakukan pendekatan terhadap seluruh fraksi dan anggotanya. Sebab soal wawali sudah menjadi ranah politik dan menjadi domain seluruh anggota DPRD Surabaya yang menyangkut hak dan kewajiban sebagai seorang politisi.
“Saya sangat tahu dan paham, masalah wawali memang telah menjadi hak F-PDIP. Tapi karena ini sudah masuk ranah politik, maka ada hak juga ada kewajiban, sehingga yang menjadi kewajiban F-PDIP segera melakukan pendekatan terhadap fraksi dan anggotanya, bukan sebagian fraksi atau sebagian anggota dewan dengan pertimbangan jumlah kuorum,” tegasnya. (anto)