KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Seminar K3 di Surabaya Kupas Minimnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Direktur CMI, George Filip Loswetar ST menyebut, merasa perlu menjadi kepanjangan tangan pemerintah yang pada tahun 2020 mewujudkan rakyat Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang sadar K3 dan mampu bersaing dengan SDM mancanegara.Dia menyebut, perkembangan dunia industri juga menuntut kesempurnaan keselamatan kerja terutama di bidang pertambangan seperti yang dia geluti.  “Di kawasan Asia, khususnya di bidang usaha pertambangan, Indonesia termasuk terbaik jika dibandingkan dengan negara lain, bahkan dengan negara China sekalipun,” kata Dirut PT Cipta Mandala Indonesia (CMI) George Filip Loswetar dalam Seminar Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3), di Hotel Best Jl Kedungsari 29, Surabaya, Kamis (28/11/2019).

Dia mencontohkan, Indonesia masih cukup lemah di bidang keselamatan lalu lintas. Kecelakaan tertinggi di negeri ini adalah di jalan raya. Sedangkan kecelakaan kerja di bidang industri tambang tergolong minim.

Terkait itu, George merasa perlu menawarkan pada pemerintah Indonesia, yang pada tahun 2020 nanti berharap rakyat Indonesia memiliki SDM yang sadar K3 dan mampu bersaing dengan SDM mancanegara.

Lantaran minim, lanjut George, mahalnya biaya pengadaan terkait K3, pihaknya bermitra dengan pihak terkait termasuk pemerintah dan swasta untuk memberikan pendidikan keselamatan lingkungan kerja kepada baik untuk perusahaan bersangkutan maupun tenaga kerja.

Pengetahuan dan pendidikan itu diharapkan akan mampu menaikan posisi tawar SDM lokal di dunia industri yang terus mengalami perubahan dan kompetisi sengit. George juga berharap ke depannya, ada kerja sama erat antara pemerintah di semua level, memberikan pelatihan gratis untuk mengangkat SDM serta memberikan sertifikasi agar berdampak positif bagi tenaga kerja produktif maupun lingkungan kerja.

Sebelumnya, hadir dalam seminar K3 itu adalah Tjutjuk Supariana anggota legislatif asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di DPRD Kota Surabaya. Di kesempatan itu, pemilik panggilan Bro Tjutjuk juga melontarkan harapan agar tenaga kerja produktif Kota Surabaya memiliki sertifikat keahlian yang dapat digunakan mengangkat posisi tawar dalam bidangnya.

Saat muncul pertanyaan, Bro Tjutjuk menjelaskan dengan membeber, kalau sebelumnya juga membahas soal itu. “Misalnya, beberapa waktu lalu, kami juga mengkritisi anggaran dinas tenaga kerja yang mengalami penurunan di tahun 2020. Kami sudah menanyakan ke pihak terkait dan mendapat jawaban anggaran Disnaker yang akan dinaikkan di tahun 2021 mendatang,” jelas Tjutjuk.

Di seminar itu George mengatakan merasa perlu menjadi kepanjangan tangan pemerintah yang pada tahun 2020 nanti yang diharapkan mampu bersaing dengan SDM mancanegara.
Dikatakan, perkembangan dunia industri juga menuntut kesempurnaan keselamatan kerja terutama di bidang pertambangan yang digeluti.

Dikatakan, lantaran minim, mahalnya biaya pengadaan Terkait K3, George Filip bermitra dengan pihak terkait (pemerintah dan swasta) guna memberikan pendidikan keselamatan lingkungan kerja kepada baik untuk perusahaan bersangkutan maupun tenaga kerja. Pengetahuan dan pendidikan itu diharapkan akan mampu menaikan posisi tawar SDM lokal di dunia industri yang terus mengalami perubahan dan kompetisi sengit.

“Di kawasan Asia, khususnya untuk bidang usaha pertambangan, Indonesia termasuk terbaik jika dibandingkan bahkan dengan negara China sekalipun,” jelas Dirut CMI itu.

Lebih lanjut, lelaki muda itu juga menjelaskan bahwa Indonesia cukup lemah di bidang keselamatan lalu lintas. Menurutnya, kecelakaan tertinggi di negeri ini adalah di jalan raya. Sedangkan kecelakaan kerja di bidang industri tambang tergolong minim.

Diharapkan, kedepan ada kerjasama erat antara pemerintah di semua level, memberikan pelatihan gratis untuk mengangkat SDM serta memberikan sertifikasi agar berdampak positif bagi tenaga kerja produktif maupun lingkungan kerja.

Pemilik panggilan Bro Tjutjuk pun berharap ke depan, tenaga kerja kota Surabaya mendapatkan pendidikan terkait K3 secara gratis. Disadarinya sertifikasi K3 tersebut memerlukan ongkos yang tidak sedikit dan tidak mungkin dibebankan hanya kepada perusahaan maupun tenaga kerja saja. Tetapi harus juga melibatkan pemerintah.

H. Terubus, S. Kep.NS., M, KKK Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur juga hadir menjadi narasumber di seminar yang digagas CMI itu. Di sesi itu, Terubus yang juga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang tenaga kerja Jatim sempat memberikan door price bagi peserta seminar yang mampu memberikan analisis kritisnya pada materinya. Hadiah itu diberikan kepada seorang peserta seminar bernama Helmi yang mampu memberikan penjelasan terkait revolusi industri generasi 4.0.

Menurut mantan perawat itu, pada dasarnya manusia butuh keselamatan. Manusia yang tidak butuh keselamatan, condong bertindak sembrono. Perubahan dalam bidang industri, lanjut Terubus, adalah sebuah kepastian. Bahkan pengawas bidang ketenagakerjaan Jatim itu sempat mengutip statement Presiden Amerika Serikat ke 35 yang mengatakan

“Perubahan adalah kepastian. Manusia jika hanya mengejar masa lalu dan sekarang, akan ketinggalan masa depan,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menguraikan sejarah perubahan atau revolusi industri gelombang pertama dan kedua yang tidak kita alami namun masih tetap kita rasakan manfaatnya. Hingga berita ini ditulis, anak pegawai kereta api itu masih menjelaskan 10 point’ sisi negatif revolusi industri yang menjadi tantangan generasi saat ini. (KN05)

 

Foto : Direktur CMI, George Filip Loswetar ST pada Seminar K3 di Surabaya

Related posts

Presiden: Momentum Pemulihan Harus Kita Jaga

Lapas Banda Aceh Terbakar

redaksi

Tiga Siswa SMA Berhasil Raih Golden Ticket Pertama Despro ITS

kornus