KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Ratusan Rumah Hancur Digoyang Gempa 7,2 di Halmahera, BPBD Tetapkan Status Tanggap Darurat

Ternate (MediaKoranNusantara.com) – Ratusan rumah warga hancur digoyang gempa berkekuatan 7,2 skala richter yang mengguncang Pulau Bacan, Halmahera Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga menjauhi bangunan yang rusak itu.

“Untuk sementara, warga masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Dikhawatirkan masih terjadi gempa susulan yang kekuatannya signifikan. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, Senin (15/7/2019).

Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map), menurut Daryono, gempa di Pulau Bacan termasuk gempa yang berpotensi merusak. Daryono menjelaskan gempa mencapai skala intensitas VII-VIII MMI.

“Intensitas gempa sebesar ini dapat terjadi kerusakan dalam tingkat sedang hingga berat. Estimasi model ini ternyata benar, laporan terbaru menunjukkan bahwa gempa yang terjadi menimbulkan banyak kerusakan bangunan rumah. Tercatat sedikitnya 160 bangunan rumah mengalami kerusakan,” ujar dia.

Daryono juga memberikan penjelasan terkait penyebab gempa M 7,2 yang mengguncang Pulau Bacan. Wilayah Halmahera Selatan, menurut Daryono, termasuk kawasan seismik aktif dan kompleks.

“Aktif artinya kawasan Halmahera Selatan memang sering terjadi gempa yang tercermin dari peta seismisitas regional dengan klaster aktivitas gempanya cukup padat,” imbuh Daryono.

Kompleks yang dimaksud BMKG adalah kawasan Halmahera Selatan mempunyai empat zona seismogenik sumber gempa utama. Ada tiga sistem sesar yang berada di kawasan tersebut.

“Disebut kompleks karena zona ini terdapat 4 zona seismogenik sumber gempa utama, yaitu Halmahera Thrust, Sesar Sorong-Sula, Sesar Sorong-Maluku, dan Sesar Sorong-Bacan. Adapaun ketiga sistem sesar: Sesar Sorong-Sula, Sesar Sorong-Maluku, dan Sesar Sorong-Bacan merupakan ‘percabangan’ atau splay dari Sesar Sorong yang melintas dari timur membelah bagian atas kepala burung di Papua Barat,” ujar Daryono.

Daryono menuturkan gempa M 7,2 di Halmahera Selatan dipicu oleh Sesar Sorong-Bacan. Sesar tersebut selama ini meyimpan akumulasi medan tegangan kulit bumi yang terpatahkan sebagai gempa pada kemarin sore.

“Di Pulau Batanta, ke arah barat Sesar Sorong mengalami percabangan. Pada percabangan yang paling utara yaitu Sesar Sorong-Bacan inilah yang selama ini menyimpan akumulasi medan tegangan kulit bumi yang akhirnya terpatahkan sebagai gempa berkekuatan M 7,2 yang terjadi kemarin sore. Sesar Sorong-Bacan inilah pemicu gempa Halmahera Selatan,” ujar dia.

Sementara itu, BPBD Maluku Utara menyarankan Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan segera menetapkan status tanggap darurat.

“Adanya penetapan tanggap darurat gempa itu akan menjadi dasar bagi BPBD Malut untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak gempa di sana,” kata Sekretaris BPBD Maluku Utara, Ali Yau.

Ia menyatakan, Halmahera Selatan memenuhi syarat untuk menyatakan status tanggap darurat bencana karena gempa Minggu telah menimbulkan dampak yang cukup besar di sebagian wilayahnya, Gane Barat dan Gane Timur, yang paling dekat dengan pusat gempa di timur laut Labuha, ibu kota kabupaten.

Ali juga mengatakan, BPBD Maluku Utara sejak tadi malam sudah menurunkan tim ke Saketa, Kecamatan Gane Barat, untuk memantau dampak gempa dan membantu warga sambil menunggu penetapan status tanggap darurat bencana untuk menyalurkan bantuan logistik.

BPBD Maluku Utara belum menerima laporan terperinci mengenai dampak gempa Minggu. BPBD Halmahera Selatan juga baru Senin pagi turun ke daerah terdampak gempa untuk melakukan pendataan. Namun, menurut keterangan warga, gempa menimbulkan korban dan kerusakan di Gane Barat dan Gane Timur.

Warga daerah pesisir Halmahera Selatan hingga Senin pagi sebagian juga masih bertahan di lokasi pengungsian di daerah ketinggian karena khawatir akan terjadi tsunami.

“Khusus kepada warga yang mengungsi di daerah ketinggian, kami imbau untuk kembali ke rumah karena gempa kemarin dan gempa susulan yang masih terjadi sesuai informasi dari BMKG tidak akan menimbulkan tsunami,” kata Ali.(dtc/ara/ziz)

Related posts

Sistem Sensor Alarm Berhasil Gagalkan Upaya Pelarian Narapidana

Letusan Gunung Karangetang, Ratusan Pengungsi Dievakuasi, Tanggap Darurat Diperpanjang

redaksi

Wali Kota Eri Cahyadi Dampingi Presiden Jokowi Salurkan Bantuan PKH dan BPNT di Pasar Pucang Anom

kornus