KORAN NUSANTARA
ekbis indeks

Program Rumah Murah Perlu Langkah Yang Kongkret

Jakarta (KN)- Menurut Jusuf Kalla kebutuhan rumah yang terus meningkat setiap tahunnya harus segera diantisipasi oleh pemerintah. Setiap tahunnya backlog (keluarga tak punya rumah) perumahan di Indonesia terus bertambah, bahkan tahun 2011 ini diperkirakan mencapai 8 juta.
Mantan Waki Presiden RI ini ikut angkat bicara soal program rumah murah yang saat ini sedang ramai diwacanakan. Menurutnya program perumahan termasuk rumah tapak (landed house) maupun rumah susun harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
“Program rumah murah bagi masyarakat memang diperlukan. Akan tetapi perlu langkah yang kongkret bagaimana rumah tersebut bisa dilaksanakan,” kata Jusuf Kalla sesuai dikutip dari situs Kementerian Perumahan Rakyat, Selasa (1/3).
Sementara itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa berharap berbagai lembaga yang bergerak di bidang perumahan rakyat seperti Housing and Urban Development (HUD) Institute serta Lembaga Pengajian Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia (LP P3I) bisa mengembangkan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pembangunan perumahan di Indonesia.
Menurut Suharso, rumah sangatlah penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Adanya rumah yang dibangun dan tertata dengan baik diharapkan dapat memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi para penghuninya. “Setiap orang pastinya pulang ke rumah setelah melakukan berbagai aktifitas kerja. Oleh karena itu, rumah harus mampu memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi para penghunianya,” ujarnya.
Suharsono mengatakan, munculnya berbagai masalah perumahan tidak hanya dialami oleh Indonesia saja.  Negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga pernah mengalaminya dengan munculnya wilayah kumuh di perkotaan. Adanya intervensi pemerintah serta kerjasama antar pemangku kepentingan bidang perumahan dan masyarakat akhirnya dapat menciptakan lingkungan perumahan yang nyaman untuk dihuni.
Seperti diketahui saat ini pemerintah sedang menggodok konsep rumah murah seharga Rp 20-26 juta per unit yang akan masuk dalam fasilitas likuiditas pembiayaan perumahaan (FLPP). Sementara program pendanaan perumahan seharga Rp 5-10 juta sudah dikembangkan dengan pola pengembangan perumahan swadaya atau “bedah rumah”. (red).

Related posts

Atasi Kemiskinan Kota, Dinas Pertanian Anggarkan Urban Farming Rp 2,4 Miliar

kornus

Bakamla RI Mutakhirkan Sarana Pemantauan Laut SPKKL Kupang

kornus

Kasum TNI Tinjau Stan Pameran TNI Di Indo Defence 2018 Expo & Forum

kornus