KORAN NUSANTARA
Headline indeks Nasional

Presiden Jokowi Berharap Semua Komponen Bangsa Bekerja dengan Optimis

Gubernur-Jatim-Soekarwo saat -pembukaan-rapat kerja- jajaran- kementerian - perdaganganJakarta (KN) – Pesiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengharapan agar semua komponen bangsa untuk bekerja dengan optimis. Optimisme yang didasarkan pertimbangan-pertimbangan obyek, bukan awur-awuran. Dengan  optimis,  negeri ini diyakininya akan semakin maju.  Oleh karena itu, tidak boleh ada jajaran Pemerintah yang  pesimis, apalagi disampaikan dalam berbagai forum.“Perekonomian  banyak negara memang banyak yang turun, tetapi Indonesia tetap bagus. Oleh karena itu, optimisme tersebut harus menjadi landasan bekerja kita,” ujar presiden pada saat membuka rapat kerja jajaran  kementerian  perdagangan, yang menghadirkan Gubernur Jatim Dr.  Soekarwo sebagai salah satu pembicaranya.

Presiden menjelaskan pertumbuhan ekonomi tahun  2016 sebesar 5,02%, atau masuk tiga besar negara-negara yang tergabung dalam negara G20. Demikian pula,  inflasi tahun  2016 sebesar 3,02% atau lebih kecil dibanding tahun 2015 sebesar 3,35%. Artinya, stabilitas pengendalian berhasil dan bisa dilakukan oleh Pemerintah. Demikian pula, APBN 2017 tercatat sebesar Rp.2.080 triyun dengan pendapatan negara sebesar Rp.1.750 trilyun. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk pesimis dalam menatap perekonomian Indonesia.

Dalam kesempatan sama, Presiden juga menekankan perlunya jajaran kementerian perdagangan untuk melakukan terobosan-terobosan baru dan bekerja dengan cepat, tidak melakukan rutinitas dan monoton, sebab pemerintah bertanggung jawab terhadap 250 juta penduduknya. Terobosan, misalnya, dilakukan melalui transformasi digital serta bekerja dengan membangun sistem. “Saya telah meminta Menkeu untuk menghitung, dan 100 tahun setelah merdeka-tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia 310 juta jiwa. GDP sebesar US $ 9,1 dengan income percapita mencapai US $ 29000,”ujarnya mencontohkan cara kerja tersebut.

Menyediakan informasi bahan2 pokok dengan menyebutkan hari, tanggal, jam dan menit, lanjutnya, merupakan contoh kerja membangun sistem. ‘Tidak mahal, hanya jutaan, tapi memberikan manfaat besar bagi masyarat,” ujarnya. Perbaikan rantai distribusi termasuk didalamnya. Jika harga di petani sebagai produsen sebesar Rp.5 ribu, kemudian di konsumen Rp. 25 ribu dipastikan tidak logis. Rantai produksi lebih 3 dinilai tidak logis, sehingga negara harus hadir.

Terakhir, Presiden mengingatkan agar dilakukan terobosonan pasar ke negara-negara non tradisional. “Negara-negara tradisional tujuan ekspor memang kebutuhannya besar. Tetapi, negara2 non tradisional menunjukkan besarnya sebagai pasar baru,” jelasnya.

Ditambahkan, wilayah Eurosia, belum tergarap dengan baik.  Timur tengah, misalnya,  peluang sebesar US $ 975 milyar, baru dimasuki produk Indonesia senilai  US $  5,2milyar. India dari potensi  sebesar US $ 375 milyar, produk Indonesia baru sebesar US $  10,1milyar. Demikian pula, Pakistan potensi US $ 45 milyar baru dimasuki produk Indonesia US $ 2 milyar, Sri Langka potensi US $ 19 milyar baru masuk US $ 0,3 milyar.

Gubernur Soekarwo Diundang di Berbagai Kegiatan

Melalui pemikiran-pemikiran progresifnya tentang ekonomi, telah dilaksanakan di Jatim, serta terbukti menjadikan perekonomian jatim maju seperti saat ini, menjadikan Gubernur Jatim Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo itu, diundang menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan/acara.

Misalnya, pada 23 Januari lalu, Pakde Karwo diundang sebagai pembicara dalam Kuliah Umum didepan praja IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut,  Gubernur IPDN  Prof. Dr. Drs. Ermaya Suradinata, SH, MH, MS juga memberikan penghargaan Lencana Alumni Kehormatan Pendidikan tinggi Kepamongprajaan dan Astha Brata Pamongpraja Madya Utama. Penghargaan diberikan karena dinilai berhasil memimpin Jawa Timur, termasuk didalamnya memajukan pwrekonomian Jawa Timur.

Pada 13 Pebruari lalu, Pakde Karwo, juga diundang memberikan kuliah umum di depan civitas akademika dan beberapa pejabat Pemprov Sulawesi Selatan dan kab/kota di Ruang Senat lantai 2 Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. (hms)

Related posts

Menko Polhukam: Keppres Nomor 2 Tahun 2022 bukan Buku Sejarah

Terima ToA dari BI Jatim, Wali Kota Eri Cahyadi Bahas Strategi Kendalikan Inflasi

kornus

Kemendagri sebut Pemekaran Kabupaten Banyumas tunggu Kondisi Membaik