KORAN NUSANTARA
hukum kriminal indeks

Polisi Tembak Mati Empat Perampok

matiSurabaya (KN) – Petugas Polrestabes Surabaya bertindak tegas terhadap penjahat. Komplotan Perampok yang sering kali beraksi dan meresahkan warga Surabaya akhirnya ditembak mati. Empat penjahat yang ditembak mati petugas itu dua orang berasal dari Jatim dan dua lainnya berasal dari Jateng.

Mereka adalah Mansur warga Lamongan, Supariadi warga Gresik, Stefanus dan Ferdiansyah, keduanya warga Grobogan, Jateng. Mereka terpaksa ditembak mati oleh petugas Polrestabes karena mencoba melawan petugas saat akan ditangkap.

“Mereka dapat kami hentikan sebelum melakukan aksinya,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Coki Manurung kepada wartawan di Mapolrestabes, Rabu (8/6).

Coki mengungkapkan, sebenarnya polisi sudah lama mengincar komplotan perampok ini. Rabu (8/6), polisi mendapat informasi jika akan ada aksi kejahatan di kawasan Gayungsari. Setelah mendapat informasi itu petugas langsung melakukan pencarian, dengan lankah cepat akhirnya petugas menemukan mobil yang digunakan para pelaku.

Mereka dikenali petugas dari stiker di kaca belakang mobil Toyota Avanza yang mereka sewa dari sebuah rental mobil di Gresik. Informasi itu mereka dapatkan dari saksi mata yang mengatakan jika ciri khas perampok itu ada pada stiker di kaca belakang mobil.

Nopol mobil warna hitam itu pun mereka palsukan dari nopol semula L 1742 AQ mereka palsukan menjadi L 1745 AQ. Awalnya mobil itu terus dibuntuti polisi. Setiba di kawasan Gayungsari, mobil itu berhenti. Rupanya para pelaku mengetahui jika mereka dibuntuti.

Salah satu pelaku, Supriadi terlihat mengeluarkan senpi yang akan digunakan untuk menembak petugas. Petugas pun tak tinggal diam langsung ambil tindakan cepat dan mobil para pelaku itu diberondong peluru. Setidaknya 5 peluru menembus kaca mobil, 3 di kaca belakang dan masing-masing satu di kaca depan dan kaca samping sopir.

Dalam aksi tembak menembak itu, semua pelaku tertembak mati. Dari para pelaku petugas menyita dua senpi jenis revolver dan pen gun. “Mereka sudah beraksi di belasan TKP. Tidak hanya TKP di Surabaya saja, tetapi juga di kota lain,” terang Kombes Pol Coki Manurung.

Ia menjelaskan bahwa TKP pelaku yang teridentifikasi adalah di kawasan Jl Dharmahusada, (3 TKP), Jl Gayungan dan Malang masing-masing 2 TKP, serta masing-masing satu TKP di Tegalsari, Gresik (toko emas), Mojokerto (toko emas), Lamongan, Rungkut dan Jombang.

“Modus yang mereka lakukan adalah membunyikan gembok pagar. Jika tidak dibukakan, pertanda rumah dalam keadaan kosong. Dari situ mereka lalu beraksi,” terang Coki.

Jika ternyata masih ada orang di dalam rumah, para pelaku tak segan-segan melukai korbannya. Setelah melakukan perampokan hasil jarahanya kemudian dibawa ke rumah Supriadi di Panceng, Gresik. Rumah itu sekaligus menjadi base camp mereka.

Polisi yang mendatangi rumah tersebut mendapati berbagai macam hasil rampokan seperti TV LCD, home theater, laptop, perhiasan emas, jam mahal dan dua motor. Selain itu petugas juga menemukan ratusan butir peluru. “Hasil rampokan itu ditimbun dulu di situ, kalau sudah banyak lalu dijual,” tandas Coki Manurung. (anto)

Foto : kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung menunjukan foto pelaku

Related posts

Berbagai Sektor di Indonesia Terdampak Pandemi, Warga Pergerakan Diminta ‘Turun Gunung’ Bantu Pemerintah

kornus

9 Kota di Jatim Akan Lakukan Uji Coba Penyaluran Raskin Menggunakan Voecher

kornus

Panglima TNI : Prajurit Harus Berjuang Demi Kepentingan Rakyat

kornus