KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Kerusuhan Rutan Surakarta, Begini Kronologinya

Solo (MediaKoranNusantara.com) – Rumah tahanan (Rutan) Kelas I Surakarta dilanda kerusuhan, kemarin. Kerusuhan tak hanya melibatkan tahanan tapi juga para pembesuk. Kerusuhan pecah saat jam besuk di ruang aula. Saat itu terdapat puluhan pembesuk yang dibagi dalam beberapa kloter.

Berdasarkan keterangan Polda Jateng, para pembesuk yang hendak meninggalkan lokasi sempat meneriakkan takbir. Kemudian tahanan lain merespons dengan suara binatang.

“Melihat kejadian tersebut, pembesuk langsung disuruh keluar oleh pihak Pengamanan Rutan dan tahanan dari kelompok yang dibesuk juga dipindahkan ke Ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan. Sementara itu dari pihak Napi Kriminal berusaha merangsek hingga menjebol pintu Blok C1 dengan Blok B,” kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja.

Sedangkan versi Kepala Rutan Kelas I Surakarta, M. Ulim Nuha, cekcok berawal dari kontak mata antara pembesuk dengan tahanan. Suasana memanas ketika pembesuk melakukan kontak fisik dengan salah satu tahanan.

“Kemudian salah satu warga binaan ditarik bajunya, jatuh. Akhirnya penghuni lain spontanitas langsung membela,” katanya.

Aksi saling lempar batu pun terjadi di dalam rutan. Tampak dari video yang beredar, tahanan sudah berada di dalam Blok C, sedangkan pembesuk berada di sekitar aula.

Mulai dari batu hingga meja berusaha dilemparkan. Aksi tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan, seperti pot-pot tanaman yang berserakan.

Dia menjelaskan, tahanan yang terlibat ialah penghuni Blok B dan C. Dia tidak menampik bahwa peristiwa itu merupakan rentetan konflik antar tahanan sebelumnya.

“Memang sebelumnya sempat cekcok, tapi sudah kita selesaikan. Ini kebetulan terulang lagi,” ujar dia.

Keributan pun merembet di luar rutan. Sekelompok massa yang diketahui merupakan rekan dari para pembesuk menggeruduk rutan yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Solo, itu.

Mereka berteriak-teriak hingga menggedor-gedor mobil tahanan di depan rutan. Beberapa orang juga mencoba merangsek ke barisan pengamanan polisi.

Puluhan aparat kepolisian dan TNI melakukan pengamanan ketat di sekitar rutan. Setelah massa bubar, polisi baru menurunkan intensitas pengamanan.

Menurut Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono, massa tersebut datang meminta agar para pembesuk dikeluarkan dari rutan.

“Kepentingannya mengeluarkan pengunjung yang sekitar puluhan tadi agar dilepas sehingga kondusif. Info terakhir, semua sudah keluar,” kata dia di depan rutan.

Buntut dari keributan tersebut, 12 orang napi dipindahkan dari Rutan Kelas I Surakarta. Mereka terbagi dalam tiga kloter.

Kloter pertama yang berisi napi Koes Setiawan Danang Mawardi alias Iwan Walet diketahui dipindah ke Lapas Sragen. Kemudian kloter kedua berisi lima orang napi, yaitu Ihsan, Tedi, Qomari, Angger, dan Rohmad. Mereka diketahui dibawa ke Polda Jateng.

Terakhir ada enam orang napi yang belum diketahui identitasnya. Mereka dibawa ke Rutan Wonogiri.(dtc/ziz)

Related posts

Kota Madiun Jadi Zona Hijau Pertama di Jawa Timur, Gubernur KHofifah Berharap Semoga Segera Disusul Daerah Lain di Jatim

kornus

Kemenkominfo serius Perangi Judi nline

Gubernur Khofifah Optimistis KEK JIIPE Gresik akan Ungkit Ekonomi Jatim dan Masif Serap Tenaga Kerja

kornus