KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Gubernur Soekarwo Minta Tiga Sarana Penunjang Sektor Perhubungan Jadi Perioritas Utama

Surabaya (KN) – Gubernur Soekarwo meminta prioritas utama pembangunan Jawa Timur ke depan, yakni jalur kereta api (double trek ), pelebaran dan pengerukan alur barat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan peluasan Bandara Internasional Juanda.Demikian dikatakan Gubernur saat memberikan laporan progres pembangunan sektor perhungan Jatim, pada Menteri Perhubungan RI saat peresmian Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Senin (13/2)

Projek nasional double trek jalur kereta api Surabaya-Bojonegoro diharapkan dapat direalisasikan, sehingga dapat segera difungsikan untuk memperlancar arus lalu lintas. Selain itu projek ini dapat dikembangkan pada jalur Surabaya-Malang-Madiun-Probonggo. “Projek ini pasti akan membantu masyarakat Jatim, terang Gubernur Jatim Soekarwo

Kepada Pada Menteri Perhubungan, Gubernur juga meleporkan soal kondisi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang tidak mampu menampung kapal berukuran besar, akibat sempitnya alur barat dengan kedalaman hanya 9 meter

Padahal sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, Tanjung Perak sangat berpotensi menjadi sentra arus bongkar muat kapal besar, baik dalam maupun luar negeri. “Kita minta dukungan pusat untuk memperbaiki keadaan pelabuhan terbesar kita,” ujarnya.

Selain itu Soekarwo juga menggambarkan mengenai kondisi Bandara Internasional Juanda yang perlu diperluas, karena tidak mencukupi lagi dengan jumlah penumpang 13, 7 Juta saat ini, sedangkan kapasitasnya hanya 6,5 juta orang per tahun.

Hal ini menandakan jika pengguna jasa angkutan kelas menegah ke atas di Jatim cukup banyak. “Dengan banyaknya jumlah penumpang yang lewat Juanda menandakan jika perekonomian Jatim meningkat pesat,” tuturnya.

Sepanjang tahun 2011, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim melampaui PDRB nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebutkan, secara komulatif (Januari-Desember) pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 7,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan PDRB nasional secara komulatif mencapai 6,5%. Pemicu pertumbuhan PDRB Jatim karena dikenal sebagai gudang pangan, ternaknya banyak, sistim indikator makro menunjukkan hal yang positif. PDRB Jatim 3 tahun berturut-turut lebih lebih besar dari PDB nasional.

Pada 2009, PDRB Jatim sebesar 5,01%, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional yang mencapai 4,63%. Di tahun berikutnya, PDRB Jatim tumbuh 6,68%, sementara pertumbuhan PDB nasional hanya 6,20%. Penopang lain pertumbuhan PDRB Jatim lebih tinggi dari nasional adalah struktur perdagangan antar pulau yang membaik. “Sektor trasportasi adalah urat nadi perekonomian negara, sehingga perbaikan harus terus dilakukann,” kata Gubernur Soekarwo.

Menanggapai laporan Guber Jatim, Menteri Perhubungan RI, E E Mangindaan mengatakan, sangat setuju dengan apa yang disampaikan Gubernur Jatim, pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 6,6 persen, sementara Jatim selalu di atas rata-rata nasional. Indikasinya, seluruh penghargaan tingkat nasional semua sektor Jatim selalu juara.

“Ini membuktikan jika pertumbuhan ekonomi di Jatim bagus, dan pemerintah pasti akan mendukung langkah perbaikan yang dilakukan Jatim,” ungka EE Mangindaan. (rif)

 

Foto : Gubernur Jatim Soekarwo

Related posts

Tugas Selesai, KRI pengevakuasi Kru World Dream dan Diamond Princess tiba di Surabaya

Surabaya Tujuh Kali Raih Penghargaan Adipura Kencana dari KLHK RI, Wali Kota Eri Cahyadi: Ini Apresiasi Bagi Warga!

kornus

Setujui Raperda Perlindungan dan Pemberdayaan Koperasi, Ini Catatan Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim

kornus