KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Gubernur Khofifah Imbau Pedagang Pecel Lele dan Sate Asal Jatim yang Ada di Luar Provinsi Untuk Tidak Mudik

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa juga meminta agar pedagang asal Jatim yang saat ini berjualan di luar provinsi untuk tidak mudik dan mematuhi imbau dari pemerintah terkait adanya Convid-19.Bahkan yang paling penting, Khofifah menyampaikan ada instruksi dari Presiden bahwa akan ada kemudahan dalam hal perbankan bagi pedagang yang ajukan kredit. “Bukan hanya perbankan juga pada pegadaian dan koperasi juga hendaknya ada kebijakan kemudahan bagi pedagang,”harapnya.

Sementara itu, Asosiasi pedagang pecel lele dan pedagang sate yang berada di luar Provinsi Jatim sepakat untuk tidak pulang kampung saat lebaran, dan sepakat tetap tinggal di daerah tempat mereka berjualan saat ini.

Hal ini disampaikan oleh Bupati Lamongan, Fadeli usai menggelar rapat dengan Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (28/3/2020). “Alhamdulillah Asosiasi Pedagang Lamongan yang saat ini berada di luar Provinsi Jatim sepakat tidak mudik sampai pandemi corona (Convid-19) selesai,” kata Fadeli.

Dijelaskan Fadeli, para perantau tersebut mayoritas berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL). Seperti berjualan Pecel Lele, Tahu Campur dan beragam makanan lainnya. Namun, hampir 80 persen penjual Pecel Lele, khususnya di Jakarta adalah orang Lamongan. “Kami terus mengimbau pada mereka (perantau dari Lamongan, red) agar tidak mudik Lebaran. Kalau mudik nanti malah repot,” ujarnya.

Saat ini, omset PKL yang ada di Jakarta mengalami penurunan. Ini merupakan imbas dari kebijakan social distancing dari pemerintah. Sehingga, jalanan menjadi sepi. Akibatnya, tidak ada yang mampir di PKL.”Sekarang PKL, utamanya Pecel Lele jualannya via online. Hampir 20 persen penjual Pecel Lele penjualannya online. Semoga ke depan penjualan online ini terus naik,” katanya.

Meski sudah diimbau agar tidak mudik, Fadeli mengaku saat ini ada sekitar 900 perantau sudah pulang ke Lamongan. Setibanya di kampung halaman, mereka langsung menjalani cek kesehatan. Hasilnya, tidak ada satupun yang berstatus positif Covid-19.

“Saat ini statusnya masih ODR (orang dalam resiko, red). Mudah-mudahan tidak ada yang positif,” tandasnya.

Ketua Asosiasi Penjual Sate Madura, Maksum, juga menyebut bahwa penjual sate Madura yang ada di seluruh Indonesia tidak ada yang mudik Lebaran. Hal ini dikarenakan mudik Lebaran tidak menjadi tradisi warga Madura. Sebaliknya, tradisi mudik terjadi pada Idul Adha. “Kami berharap agar saat atau sebelum Idul Adha virus corona sudah tidak ada,” tandasnya

Ia mengimbau, kepada seluruh pedagang penjual kaki lima (PKL) yang berjualan di luar Provinsi Jawa Timur untuk tidak pulang kampung atau mudik di kampung halamanya saat puasa dan lebaran. (KN01)

Related posts

Arumi Bachin : Atasi Stunting Lewat Pola Hidup Bersih dan Sehat

kornus

Sepanjang 2019 ada 177 kasus anak terdeteksi di Tulungagung

BSKDN minta Pemprov Perkuat Kolaborasi Multisektor