Surabaya (KN) – Dua wilayah di Jawa Timur yang kini dikabarkan kembali di serang flu burung (H5N1), yakni Banyuwangi dan lamongan. Di dua wilayah kabupaten tersebut flu burung lebih spesifik menyerang bebek serta ayam ayam ras petelor.“Di Banyuwangi dan Lamongan ini sudah banyak unggas yang mati. Ada sekitar 1.600 ekor yang mati dan telah dikubur sesuai standar operasional prosedur (SOP, red) penanganan H5N1,” kata Kepala Dinas Peternakan Jatim, Maskur saat ditemui, Kamis (24/3/2016).
Ia menjelaskan, jumlah unggas di Jawa Timur saat ini mencapai 250 juta ekor. Dengan matinya 1.600 ekor tersebut, pihaknya telah menerjunkan tim URC (unit reaksi cepat) guna melokalisir dampak penyebaran virus yang mewabah sejak 2004 tersebut agar tak meluas.
Atas kejadian tersebut, ia melarang adanya penjualan ayam dan bebek dari daerah yang terdampak virus. “Tidak boleh dijual dan peternak juga sudah mulai sukarela melakukan pemusnahan jika ada indikasi mulai terserang virus. Kalau kenaH5N1 sehari saja sudah mati. Mulai dari ayam berputar-putar matanya putih lalu mati secara mendadak,” katanya.
Menurutnya, rata-rata unggas yang mati terdapat di sektor 4 yakni peternak rakyat yang unggasnya dilepas. Namun sebagian kecil juga terjadi di sektor 3 yang lebih komersil tapi juga masuk kategori peternakan rakyat. Untuk itu, ia mengimbau agar peternak yang lebih banyak bersinggungan langsung dengan unggas agar lebih hati-hati.
Maskur menegaskan jika H5N1 sudah ada vaksinasinya. “Kalau tidak dilakukan vaksinasi, maka unggas bisa kena ini (virus flu burung). Dana dari pusat dan provinsi ini memang menurun. Tahun lalu ada 2,5 juta vaksin yang dibagikan dan tahun ini tidak terlalu besar. Jadi kabupaten juga harus mulai mengangarkan,” tukasnya. (yo)