KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

DPRD Jatim Tolak Kenaikan Cukai Rokok

ilustrasi-cukai-rokokSurabaya (KN) – Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur menolak kebijakan pemerintah lewat Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menaikkan cukai rokok dari 8 persen menjadi 10 persen.Anggota DPRD Jatim, Zainul Lutfi di DPRD, Jumat (24/4/2015) mengatakan apabila pemerintah jadi menaikan harga cukai akan berdampak buruk, yaitu banyak pabrik rokok khususnya di Jatim akan tutup dan ratusan ribu pekerjanya kehilangan pekerjaan karena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Lebih lanjut, pemerintah pusat tidak peka terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi di daerah yang saat ini tengah berjuang dari keterpurukan pasca kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL) yang bertubi-tubi.

Oleh karena itu, menurut Zainun, kebijakkan pemerintah tersebut selain tidak peka juga tidak tepat timing-nya (waktu). Apalagi kalau alasannya untuk mereduksi angka perokok atau mengatasi dampak dari rokok. Imbas negatifnya justru lebih besar karena bisa menghambat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

“Kami menolak kebijakan kenaikkan cukai rokok itu. Paling tidak, kebijakkan itu ditunda. Karena kalau dilaksanakan saat ini timing-nya tidak tepat. Bisa merusak investasi dan pertumbuhan ekonomi Jatim,” tuturnya.

Sementara itu Anggota DPRD Jatim lainnya, Pranaya Yudha mengatakan kebijakan kenaikkan cukai rokok itu akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Pasalnya, industri rokok di Jawa Timur itu menyangkut hajat hidup jutaan orang. Baik itu karyawan pabrik rokok, petani tembakau dan cengkeh, buruh angkot beserta keluarga mereka. Semuanya akan ternacam kehilangan pendapatan dan mata pencaharian kalau pemerintah tetap menaikkan cukai rokok.

Yudha melihat perkembangan di lapangan. Pihaknya akan memberi dukungan secara politik kepada para petani dan warga Jatim yang terkena imbas kenaikkan cukai rokok itu. Bahkan anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim III itu siap bergabung dengan mereka untuk aksi menolak kebijakkan tersebut diberlakukan di Jawa Timur. “Saya siap mengadvokasi para petani cengkeh dan tembakau serta warga Jatim yang terkena imbas kenaikkan cukai rokok. Kalau perlu kita demo bareng ke Jakarta,” tegasnya.

Yudha juga mengatakan, pemerintah tidak inovatif kalau menaikkan cukai rokok demi untuk menggenjot penerimaan negara dari sektor pajak. Menurutnya, masih banyak cara lain meningkatkan penerimaan negara selain dari pajak. Bahkan, pihaknya menilai langkah itu salah kaprah. Karena kenaikan cukai rokok itu justru akan memicu maraknya produk rokok ilegal beradar di pasaran. Dan kalau itu terjadi, justru pemerintah kehilangan potensi pendapatan yang sangat besar. Sebab tahun lalu saja, rokok ilegal yang berhasil digagalkan angkanya mencapai Rp 1 triliun. (red)

Related posts

Gubernur Khofifah Terjunkan Tim Vaksinasi Sisir Warga Kampung 1001 Malam Surabaya

kornus

Harumkan Indonesia, PSM ITS Raih Grand Champion di Singapura

kornus

Urus Paspor Cukup Hanya Bawa e-KTP

kornus