KORAN NUSANTARA
ekbis indeks

2011 Tiga Sub Nilai Tukar Petani Jatim Naik 0,89 Persen

kepala BPS Surabaya (KN) – Nilai Tukar Petani Jawa Timur (NTP-JT) pada April 2011 tercatat 100,65 (2007=100) atau naik 0,89 persen dibanding sebelumnya yang hanya 99,76. Kenaikan tersebut disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,39 persen, sedangkan indeks harga yang diterima petani turun 0,50 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur,  Irlan Indrocahyo di kantornya, Jumat (27/5) mengatakan, dari lima Propinsi di Pulau Jawa yang dilakukan perhitungan NTP pada April 2011 Jatim empat mengalami kenaikan dan satu turun.  Kenaikan NTP tertinggi tercatat di Pemprov Yogyakarta dan Jawa Timur masing-masing 0,89 persen, disusul Jawa Tengah 0,78 persen, Jawa Barat 0,04 persen dan terendah Banten -0,01 persen.
NTP merupakan perolehan dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap harga dibayar petani (dalam bentuk prosentase). Hal ini merupakan salah satu indikator nilai tukar (term of trade) dari produksi pertanian terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga keluarga petani, maupun biaya produksi pembentukan barang modal meningkat. Semakin tinggi NTP berarti semakin tinggi pula daya beli petani, jika NTP sampai turun berarti indikasi daya beli petani rendah.
Pada April 2011 dari lima sub sektor yang dihitung tiga sub sektor mengalami kenikan NTP, sedangkan dua sub sektor turun. Tiga NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 2,70 persen dari 92,46 menjadi 94,96  sub sektor tanaman pangan naik 1,91 persen dari 96,89 menjadi 98,74 dan sub sektor perikanan naik 0,14 persen dari 101,54 menjadi 101,69.
Sedangkan penurunan NTP terjadi pada hortikultura turun 1,43 persen dari 114,66 menadi 113,02 dan sub sektor pertenakan turun 0,49 persen dari 98,34 menjadi 97,86. Sedangkan harga yang diterima petanbi (It) naik 0,39 persen dari 135,25 menjadi 135,78. Kenaikan indeks tersebut disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada empat sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 2,16 persen,sub tanaman pangan naik 1,91 persen dari 96,89 menjadi 98,74.
Untuk sub sektor hultikultura turun 1,98 persen , sub sektor peternakan turun 0,83 persen dan sub sektor perikanan turun 0,05 persen. Sepuluh komoditi utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah jagung pipilan kering, kopi biji kering, cengkeh, gabah, tebu, tomat sayur, kapuk, ikan mayung, kepiting laut dan biji cokletat. Komoditas yang turn indeks harganya adalah buah apel, cabai rawit, bawang merah,daging ayam, daging sapi, cabai merah, buah jeruk, ikan tuna, buah kelapa dan ikan teri.
Sementara indeks harga yang dibayar petani turun 0,50 persen dari 135,59 menjadi 134,91. Penurunan indeks ini disebabkan turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga (deflasi pedesaan) 0,65 persen sedangkan biaya produksidan pembentukan barang modal naik 0,15 persen.
Untuk sepuluh komoditi utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah turunnya harga bawang merah,, cabe rawit, bawang pitih, telurayam, beras, cabai merah, gula pasir,minyak goreng,daging ayam dan sapi umur kurang dari bulan. Sedangkan sepuluh komoditi yang naik indeks harga yang dibayar petani adalah tomat sayur,minyak tanah, ikan pindang, tahu mentah, rokok kretek filter, tempe kedelai,upah tukang bukan mandor, upah pembersih kapal, emas berlian dang jagung. (yok)

Foto : Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur,  Irlan Indrocahyo

Related posts

Jelang Musim Hujan, Walikota Sidak Proyek Rumah Pompa dan Box Culvert

kornus

PHRI pastikan hotel di Danau Toba siap layani peserta W20 Summit

Pemkot dan Polres Terus Masifkan Pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo

kornus